Banyak orang berpikir jawabannya sederhana. Orang datang ke Jakarta karena uang. Tentu saja itu adalah alasan besar.Â
Jakarta adalah pusat dari segalanya. Pemerintahan dan ekonomi ada di sana. Gaji yang ditawarkan terdengar menggiurkan. Peluang kerja juga tampak terbuka lebar.Â
Tapi apakah ceritanya hanya soal rupiah? Kenyataannya tidak selalu seperti itu.Â
Narasi migrasi ke ibu kota rumit. Hal itu lebih dari perhitungan untung. Juga lebih dari perhitungan soal rugi.Â
Ada banyak lapisan alasan yang kuat. Alasan itu mendorong jutaan orang pergi. Mereka meninggalkan kampung halaman setiap tahun.
Alasan orang meninggalkan kampungnya lebih rumit. Ini bukan hanya soal mencari untung.Â
Kadang ada masalah mendorong mereka pergi. Mungkin di desa tidak ada lahan. Mungkin suasana di rumah tidak nyaman. Bisa juga karena ajakan dari teman.Â
Merantau dengan kenalan terasa lebih aman. Mereka tidak akan merasa sendirian. Peran jejaring sosial memang sangat penting. Hal itu mempengaruhi keputusan untuk bermigrasi.Â
Ini diamati dalam sebuah studi sosial. Studi itu terbit di Jurnal UNAIR (2022). Di sisi lain ada soal gengsi. Pulang dari Jakarta membawa cerita sukses. Cerita itu dianggap sebuah kebanggaan besar. Status sosial di kampung bisa terangkat.
Logika gaji tinggi perlu dilihat teliti. UMP Jakarta tahun 2024 sangat tinggi. Angka itu salah satu yang tertinggi. Ini menurut laporan Databoks Katadata (2023).Â
Angka ini menjadi daya tarik utama. Hal itu menarik para pencari kerja. Namun upah tinggi bertemu kenyataan pahit. Jakarta adalah kota paling mahal. Biaya hidup di sana sangat tinggi. Ini menurut Portal Informasi Indonesia (2023).Â