Warisan bajak laut dikemas sebagai atraksi budaya. Pirates of Nassau Museum menjadi pemberhentian populer turis kapal pesiar (Dinas Pariwisata Bahama, 2024).Â
Ini menjadi contoh bagaimana sejarah keras diretold menjadi pengalaman museal. Di luar turisme, Nassau juga dikenal sebagai pusat keuangan lepas pantai: tanpa pajak penghasilan pribadi atau pajak capital gains.Â
Penerimaan negara berasal dari VAT, bea impor, bea meterai, dan retribusi lisensi. Keunggulan ini menarik investor, namun mendapat sorotan dari advokat transparansi yang menilai Bahama sebagai secrecy jurisdiction (Tax Justice Network, 2023).Â
Meski berpendapatan tinggi, ketimpangan masih lebar: Gini sekitar 41 dan kemiskinan 12,8% (2013) (World Bank, 2013). Tanpa kebijakan distribusi manfaat yang inklusif, narasi "taman bermain para hartawan" berpotensi menyisakan warga lokal di pinggiran.
Ke depan, kunci Nassau ialah pergeseran menuju pariwisata berkelanjutan dan berkeadilan. Pemerintah mendorong partisipasi warga dalam pengelolaan sumber daya.Â
Pengelolaan pesisir dilakukan untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Pembatasan dampak ekologis resor menjadi prioritas pembangunan.Â
Pelatihan kerja diberikan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat. Insentif usaha kecil membantu memperluas peluang ekonomi.Â
Dengan begitu, jejak masa lalu yang kelam dapat menjadi modal budaya yang menyejahterakan. Nassau mengembangkan ekonomi lokal melalui pariwisata berkelanjutan. Pemerintah berkomitmen meningkatkan kesejahteraan warganya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI