Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Profesi Mistery Shopper, Bukan Sekedar Jalan-jalan dan Makan Enak

13 Agustus 2025   21:00 Diperbarui: 26 Juli 2025   22:31 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi belanja. (Dok. Freepik via Kompas.com)

Laporan mereka menjadi masukan berharga. Untuk perbaikan kualitas bisnis perusahaan.

Daya tarik utama pekerjaan ini fleksibel. Sehingga cocok untuk penghasilan tambahan. Tanpa terikat jam kerja kantor. (Tirto.id, 2022). 

Bagi sebagian orang ini pengalaman seru. Karena ada banyak unsur kebaruan. Seperti mencoba restoran atau hotel. 

Beberapa cerita sukses juga beredar. Mereka klaim dapat servis gratis. Hal ini membangun citra positif. Pekerjaan ini seperti liburan berbayar. 

Namun klaim untung perlu dipertanyakan. Realitasnya tidak selalu seindah bayangan. Penghasilan pembelanja misterius tidak stabil. Hal ini bergantung jumlah proyek. 

Data di Indonesia menunjukkan gaji. Kisaran gajinya Rp 1-3 juta. Ini untuk pekerjaan freelance. (Atma.co.id). 

Bayaran per kunjungan bervariasi. Dari ratusan ribu hingga jutaan. (Perpusteknik.com). 

Misi liburan sangat jarang terjadi. Contohnya menginap di hotel mewah. Tugasnya lebih sering menilai toko. Atau menilai restoran cepat saji. Pekerjaan ini bisa jadi membosankan.

Tuntutan profesionalisme pekerjaan ini tinggi. Pembelanja misterius harus mampu menyamar. Mereka harus menyamar dengan sempurna. Tanpa menarik perhatian orang lain. (Evaluate.id, 2018; Dealls). 

Setiap detail harus dicatat akurat. Misalnya nama dari setiap karyawan. Waktu pelayanan juga harus dicatat. Hingga kondisi fisik dari tempatnya. Maka ingatan tajam adalah kuncinya. 

Ketelitian juga menjadi kunci utamanya. Laporan harus dibuat setelah misi. Laporan harus jujur dan objektif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun