Fenomena Bosozoku sering memicu rasa penasaran. Mereka lazimnya disebut "geng motor ugal-ugalan" di Jepang. Citra Jepang yang tertib seolah berlawanan.Â
Kehadiran kelompok ini menjadi sebuah kontras. Namun, kemunculan subkultur ini adalah cerminan kompleks. Ini cerminan dinamika sosial dan psikologis sebuah generasi.
Kemunculan Bosozoku bermula pada dekade 1950-an (Wikipedia). Puncaknya terjadi pada 1970-an hingga 1980-an. Mereka mengendarai motor yang sudah dimodifikasi.Â
Modifikasi ini mencakup fairing yang besar. Setangnya ditarik jauh ke belakang. Sandaran joknya juga sangat tinggi. Knalpot bising menjadi ciri khas mereka.Â
Para anggotanya memakai seragam tempur khusus. Seragam ini mirip pilot Perang Dunia II. Seragam itu sering disebut tokkfuku. Ada juga yang memakai overall pekerja pabrik. Bendera matahari terbit sering jadi emblem.Â
Senjata tumpul juga kerap mereka bawa. Contohnya seperti batang besi atau kayu (The Daily Star, 2022). Ini bukan sekadar gaya-gayaan. Ini adalah sebuah bentuk ekspresi diri.
Ada narasi yang menghubungkan awal mula Bosozoku. Narasi itu menghubungkannya dengan para mantan pilot Kamikaze. Mereka adalah pemuda yang disiapkan untuk perang (Wikipedia).Â
Namun, perang ternyata usai secara mendadak. Generasi ini menghadapi kebingungan besar. Mereka kemudian mencari sebuah pelarian. Motor menjadi wadah bagi mereka.Â
Mereka sangat butuh adrenalin. Sebagian pendiri Bosozoku memang veteran perang (Wikipedia). Mereka kesulitan beradaptasi dengan masa damai.Â
Namun, tidak ada bukti mayoritas anggota adalah Kamikaze. Mereka hanya sebagian kecil dari kelompok pendiri. Mayoritas anggota berasal dari generasi muda pascaperang.Â