Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jalan Sunyi Bujangga Manik dan Kesepian Pekerja Modern

11 Juli 2025   23:00 Diperbarui: 29 Juni 2025   18:12 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekerja kantoran. (Foto: Getty Images/MTStock Studio via Detik.com)

- Membuat Jiwa Rapuh. 

Saat seluruh identitas kita adalah pekerjaan. Kita jadi sangat rapuh. Jika pekerjaan itu gagal. Kita merasa diri kita gagal total. Hancur. Tidak ada penopang lain. 

Itulah mengapa dukungan sosial dari lingkungan sekitar sangat penting. Ia berfungsi sebagai jaring pengaman. Para resi di masa lalu mungkin punya komunitas spiritualnya. Kita di zaman modern juga butuh 'mandala' atau lingkaran pendukung kita sendiri.

Kisah-kisah tentang dedikasi ini memaksa kita untuk berpikir ulang: apa arti sukses yang sebenarnya? Apakah piala di atas rak tapi hati yang hampa? Ataukah dompet yang tebal tapi jiwa yang kesepian? 

Mereka mengajarkan kita. Bahwa pencapaian tanpa koneksi adalah sebuah kehampaan. Pelajaran terbesarnya adalah. Untuk tidak hanya mengejar 'apa' yang kita mau. 

Tapi juga 'bersama siapa' kita mau melewatinya. Karena di akhir perjalanan. Yang paling kita ingat bukanlah lembur. Melainkan tawa bersama.

Para pujangga meninggalkan warisan dalam naskah-naskah kuno. Pertanyaannya untuk kita: warisan apa yang ingin kita tinggalkan? 

Tumpukan pekerjaan, atau tumpukan kenangan hangat bersama orang tersayang? Jawabannya ada di pilihan kita setiap hari.

***

Referensi:

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun