Program Sekolah Rakyat diuji. Mampukah inisiatif ini benar-benar wujudkan pemerataan kualitas dan akses pendidikan bagi seluruh anak bangsa?
Pendidikan adalah hak fundamental setiap warga negara, namun kenyataannya, akses dan kualitas pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi oleh faktor geografi dan ekonomi.Â
Program Sekolah Rakyat yang digagas pemerintah berfokus pada pemberian pendidikan berkualitas bagi anak-anak di daerah yang kurang beruntung, terutama di wilayah yang memiliki angka kemiskinan tinggi.Â
Apakah inisiatif ini akan benar-benar mampu meratakan kualitas pendidikan di seluruh penjuru negeri?
Ekuitas Pendidikan Hadapi Tantangan
Pemerintah Indonesia, melalui berbagai kementerian, telah meluncurkan program Sekolah Rakyat sebagai bagian dari upaya pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia.Â
Berdasar data dari Kompas (2025), saat ini sebanyak 53 sekolah sedang dalam proses transformasi menjadi Sekolah Rakyat, dengan renovasi fisik yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU) dan rekrutmen siswa dan guru secara simultan.Â
Pemerintah menargetkan 100 Sekolah Rakyat dapat beroperasi setiap tahunnya, dengan sasaran 100 titik pada tahun ajaran 2025-2026.
Meski tujuan program ini mulia, tantangan terbesar yang dihadapi adalah distribusi tenaga pendidik yang tidak merata.Â
Diungkap Kompas (2025), bahwa meski Indonesia memiliki lebih dari 10.000 guru yang siap mengajar, distribusinya tidak merata. Banyak daerah, terutama di wilayah terpencil, masih kekurangan tenaga pendidik yang berkualitas.Â
Pemerintah telah mengembangkan skema percepatan rekrutmen untuk menanggulangi masalah ini. Melibatkan berbagai kementerian dan lembaga terkait, seperti Kementerian PANRB, Badan Kepegawaian Negara (BKN), dan Kemendikdasmen.Â
Program percepatan rekrutmen ini melibatkan penugasan guru Aparatur Sipil Negara (ASN), Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), serta seleksi lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang dapat membantu mengatasi ketimpangan distribusi guru (Melintas, 2025).
Sebaran Guru Tidak Merata Jadi Isu
Masalah utama lainnya adalah kualitas dan kuantitas guru yang tidak merata. Di beberapa daerah, terutama di daerah terpencil, tidak hanya jumlah guru yang terbatas, tetapi juga kualitas pendidikan yang mereka tawarkan.Â
Walau ada upaya untuk meningkatkan jumlah guru melalui rekrutmen dan penempatan yang lebih efisien, kualitas pendidikan akan tetap terhambat jika tidak didukung oleh pengajaran yang berkualitas.
Penerapan modul dan aplikasi berbasis teknologi, seperti yang disediakan oleh Yayasan Al Hikmah, diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran (Kompas, 2025).Â
Meski demikian, teknologi ini hanya dapat berfungsi optimal jika didukung oleh tenaga pendidik yang terlatih dan memahami cara pemanfaatan teknologi dalam proses belajar mengajar.Â
Tidak hanya kuantitas guru yang harus ditingkatkan, tetapi juga kualitas pengajaran dan pelatihan bagi guru-guru di daerah tersebut.
Kompleksitas Implementasi Tentukan Hasil Nyata
Penerapan program Sekolah Rakyat bukan tugas yang mudah. Program ini membutuhkan integrasi antara berbagai pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun masyarakat.Â
Renovasi fisik sekolah dan rekrutmen guru hanya bagian kecil dari tantangan yang ada. Keberhasilan program ini bergantung pada sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.Â
Selain itu, keterlibatan masyarakat dalam menjaga dan memelihara fasilitas pendidikan yang ada juga tidak kalah pentingnya.
Penerapan kurikulum juga jadi tantangan tersendiri. Program ini mengusung model kurikulum yang lebih fleksibel, dengan mengadaptasi pembelajaran berbasis individu dan deep learning, yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal dan karakteristik siswa.Â
Dijelaskan oleh Antara News (2025), kurikulum ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal, dengan pendekatan yang lebih sesuai dengan konteks lokal.Â
Tantangan besar terletak pada pelaksanaan di lapangan, yang memerlukan dukungan lebih dari sektor swasta, termasuk penyediaan modul dan aplikasi pendidikan.
Sinergi Kunci Pendidikan Adil Semua
Pendidikan yang merata bukanlah tujuan yang mudah dicapai. Program Sekolah Rakyat membutuhkan kerjasama yang solid antara berbagai pemangku kepentingan.Â
Selain peran pemerintah pusat dalam menyediakan dana dan regulasi, pemerintah daerah juga harus berperan aktif dalam mengimplementasikan kebijakan ini sesuai dengan kondisi lokal masing-masing.Â
Sementara itu, sektor swasta dan masyarakat juga perlu terlibat aktif dalam memberikan dukungan teknis dan sumber daya.
Keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada jumlah sekolah yang dibuka, tetapi juga pada kualitas pendidikan yang diberikan.Â
Oleh karena itu, integrasi antara kualitas tenaga pendidik, penggunaan teknologi dalam pembelajaran, serta pemenuhan kebutuhan fasilitas pendidikan yang memadai, harus menjadi fokus utama dalam implementasi program Sekolah Rakyat ini.
Sekolah Rakyat adalah langkah penting menuju pendidikan yang lebih merata dan adil di Indonesia.Â
Dengan adanya komitmen dari semua pihak, kita dapat berharap bahwa program ini akan menciptakan kesempatan pendidikan yang setara bagi semua anak bangsa, terutama mereka yang tinggal di daerah terpencil.Â
Untuk memastikan keberhasilannya, kita harus terus memperhatikan tantangan-tantangan yang ada dan mencari solusi yang tepat agar visi pendidikan yang merata ini dapat terwujud.
***
Referensi:
- Werdiono, D. (2025, May 19). Kementerian Sosial: 53 Sekolah Sedang Berproses Menjadi Sekolah Rakyat. Kompas.id. https: //www. kompas. id/artikel/mensos-53-sedang-berproses-menjadi-sekolah-rakyat
- Rakhmadini, Y. (2025, May 18). 65 Titik Siap Sekolah Rakyat Meluncur Juli 2025: Siapa yang Siap Jadi Guru? Begini Skema yang Disusun Pemerintah. Melintas.id. https: //www. melintas. id/pendidikan/346017193/65-titik-siap-sekolah-rakyat-meluncur-juli-2025-siapa-yang-siap-jadi-guru-begini-skema-yang-disusun-pemerintah
- Gandara, D. (2024, May 19). Refleksi Hardiknas 2025 Menjaga integritas pendidikan. Antara News. https: //www. antara. news. com/berita/4807809/refleksi-hardiknas-2025-menjaga-integritas-pendidikan
- Faisol, A. (2025, May 16). Kemensos Sebut 63 Sekolah Rakyat Siap Beroperasi Juli 2025. IDN Times. https: //www. idntimes. com/news/indonesia/amir-faisol/kemensos-sebut-63-sekolah-rakyat-siap-beroperasi-juli-2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI