Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mengasuh Generasi Alpha dan Beta di Era Digital

4 Mei 2025   01:00 Diperbarui: 27 April 2025   16:56 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak bermain gawai.(PEXELS/JESSICA LEWIS via KOMPAS.COM)

Membahas tantangan orang tua dalam mengasuh Generasi Alpha dan Beta di tengah pesatnya perkembangan teknologi.

Kita hidup di zaman dengan perubahan teknologi pesat. Ini mempengaruhi cara kita mendidik anak. Orang tua di masa lalu juga menghadapi tantangan. 

Namun tantangan orang tua saat ini jauh lebih besar. Anak-anak Generasi Alpha (lahir 2010-2024) dan Beta (lahir mulai 2025) tumbuh di dunia digital. Mereka sudah mengenal teknologi sejak dini. Teknologi kini menjadi bagian hidup mereka.

Teknologi bukan segalanya. Anak-anak yang pintar menggunakan teknologi penting. Tapi mereka juga harus memiliki keterampilan sosial. 

Kecerdasan emosional dan nilai-nilai hidup juga penting. Orang tua harus tahu cara menghadapinya. Anak-anak perlu tumbuh cerdas dan berkarakter.

Generasi Alpha lebih sering menggunakan perangkat digital. Mereka menghabiskan waktu lebih banyak dengan gadget. Orang tua khawatir anak kehilangan keterampilan sosial. 

Generasi Beta yang diprediksi tumbuh dalam dunia virtual, juga menghadapi masalah. Dunia maya bisa membuat mereka lupa dengan dunia nyata. 

Mereka perlu dipersiapkan agar tidak terjebak dalam dunia maya (Hai Bunda, 2023). Lalu, apa yang bisa dilakukan orang tua?

Strategi Adaptif Sebagai Kunci Sukses Pengasuhan Digital

Literasi Digital Holistik

Anak-anak kini harus menguasai teknologi. Namun literasi digital lebih dari sekadar mengajarkan penggunaan perangkat. Orang tua perlu mengajarkan etika penggunaan teknologi. 

Mereka juga harus mengajarkan cara melindungi diri dari ancaman dunia maya. Batasan penggunaan gadget juga penting agar anak tidak berlebihan.

Kemenag (2023) menyebutkan bahwa Generasi Alpha lebih tertarik pada perangkat digital. Hal ini membuat mereka kurang berinteraksi dengan orang tua. 

Orang tua perlu memberi contoh tentang penggunaan teknologi yang bijak. Anak-anak bisa menggunakan aplikasi pendidikan. Tapi waktu layar harus dibatasi.

Literasi digital juga mencakup keamanan digital. Orang tua perlu mengajarkan anak tentang perlindungan data pribadi. Mereka harus menghindari cyberbullying dan memahami konsekuensi berbagi informasi secara sembarangan. 

Tanpa pemahaman ini anak-anak rentan menghadapi masalah dunia maya.

Membangun Benteng Emosi

Kecerdasan emosional penting untuk perkembangan anak. Anak perlu tahu cara mengenali, mengelola, dan mengekspresikan perasaan. Di era digital meski anak berinteraksi melalui media sosial, interaksi langsung lebih penting.

Hai Bunda (2023) mengungkapkan bahwa Generasi Alpha lebih banyak menggunakan gadget. Ini mengurangi waktu mereka untuk berinteraksi langsung dengan orang lain. 

Kecerdasan emosional tidak bisa dibentuk lewat layar. Orang tua harus memastikan anak tetap berinteraksi dengan teman dan keluarga secara langsung.

Orang tua bisa mengajak anak bermain di luar rumah atau mengunjungi tempat umum. Interaksi sosial ini penting untuk perkembangan keterampilan sosial anak. 

Melatih empati juga penting. Orang tua bisa mengajarkan anak mendengarkan dan merespons perasaan orang lain. Aktivitas ini membantu anak belajar bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik.

Keseimbangan Otoritatif

Pola asuh otoritatif adalah pendekatan terbaik dalam mendidik anak. Pendekatan ini memberi kebebasan, namun dengan batasan yang jelas. 

Dalam dunia digital, orang tua perlu memberi kebebasan untuk menggunakan teknologi. Namun aturan harus ditetapkan agar anak tetap seimbang antara dunia maya dan kehidupan nyata.

Suara Muhammadiyah (2023) mencatat bahwa anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di dunia digital. Oleh karena itu orang tua perlu menetapkan batasan waktu penggunaan gadget. 

Mereka juga bisa memilih jenis konten yang boleh diakses. Ini memastikan anak-anak tidak terpapar hal yang tidak sesuai usia.

Pola asuh otoritatif juga memberi kesempatan anak mengungkapkan pendapat mereka. Orang tua perlu mendengarkan dan memberikan arahan bijak. 

Pemantauan penggunaan teknologi anak penting. Bukan untuk mengendalikan. Tapi untuk membantu anak memahami dunia digital secara sehat dan bertanggung jawab.

Studi Kasus dan Implementasi Praktis

E-learning dan Aktivitas Outdoor

Orang tua bisa menyeimbangkan teknologi dan pengembangan karakter. Salah satunya adalah mengombinasikan e-learning dengan aktivitas luar ruangan. 

Anak-anak bisa belajar tentang alam melalui aplikasi edukasi. Setelah itu mereka bisa mengunjungi taman atau mengikuti kegiatan komunitas.

Hai Bunda (2023) menyebutkan anak perlu menikmati kegiatan outdoor. Aktivitas fisik ini membantu anak mengembangkan keterampilan sosial. Ini penting untuk perkembangan mereka, selain menyehatkan tubuh.

Orang Tua Sebagai Teladan

Orang tua adalah contoh utama bagi anak-anak. Perilaku orang tua dalam menggunakan teknologi sangat penting. Anak akan meniru cara orang tua menggunakan teknologi. Oleh karena itu, orang tua harus menunjukkan penggunaan teknologi yang bijak.

Saat berkumpul dengan keluarga, orang tua bisa menetapkan aturan. Mereka bisa menetapkan waktu tanpa ponsel. Ini memberi kesempatan anak berbicara langsung dengan orang tua. 

Anak akan lebih menghargai hubungan langsung dengan orang lain. Meskipun teknologi penting, hubungan langsung lebih berharga.

Kesimpulan

Mengasuh anak-anak Generasi Alpha dan Beta di era digital itu sulit. Namun, dengan pendekatan yang tepat, anak-anak bisa tumbuh cerdas. 

Mereka harus memiliki karakter kuat dan kemampuan emosional yang sehat. Fleksibilitas dan pemahaman terhadap perkembangan zaman sangat penting. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun