Dislike mencerminkan ketidakpercayaan dan ketidakpuasan. Namun, itu juga bisa menjadi awal perubahan jika kita menyikapinya dengan bijaksana.Â
Dialog yang terbuka, konstruktif, dan penuh empati penting untuk mengatasi polarisasi.Â
Di dunia digital yang kompleks, kita harus menjaga keseimbangan dan menghindari terjebak dalam ruang gema yang memperburuk perpecahan.
***
Referensi:
- Media sosial dan jerat fanatisme politik. (n.d.). detikNews. https: Â //news. Â detik. Â com/kolom/d-7154534/media-sosial-dan-jerat-fanatisme-politik
- Tomo, R. M. O. (2024, October 9). Media sosial: Sumber polarisasi? kumparan.com. https: Â //kumparan. Â com/rahiel-mikyal-orensky-tomo/media-sosial-sumber-polarisasi-23gKqI7BiDs
- Momentum lebaran 2025: Merajut persatuan di tengah polarisasi politik. (2025, April 1). Antara News. https: Â //sulteng. Â antaranews. Â com/berita/344141/momentum-lebaran-2025-merajut-persatuan-di-tengah-polarisasi-politik
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI