Bukan hanya modal kecil, perkembangan UMKM juga dipacu adopsi teknologi yang makin meluas. Dalam survei CPA Australia, sekitar 68% UMKM yang mengadopsi teknologi melaporkan adanya peningkatan profit.Â
Inilah faktor penting yang memicu perkembangan pesat UMKM di Indonesia. Mulai dari pemanfaatan media sosial untuk pemasaran. Hingga penggunaan sistem pembayaran digital seperti GoPay dan ShopeePay.Â
Teknologi kini jadi alat penting dalam mendukung usaha-usaha mikro untuk bersaing dan berkembang.
Bagi konsumen yang sebelumnya enggan bertransaksi secara tunai, kini ada kemudahan yang memudahkan mereka untuk berbelanja.Â
Dan yang menakjubkan menurut survei CPA Australia, ternyata banyak dari pelaku UMKM ini adalah generasi muda, yang 85% pemiliknya berusia di bawah 50 tahun.
Kreativitas dan semangat muda mereka sangat berpengaruh dalam memajukan sektor ini. Generasi muda cenderung lebih terbuka pada inovasi dan peluang yang ada di dunia digital. Membuat mereka lebih mudah untuk berkembang meski ada tantangan.Â
Mereka berani bereksperimen dengan berbagai model bisnis baru. Dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional serta pemasaran.Â
UMKM yang dikelola oleh generasi muda kini tak hanya berkembang di tingkat lokal. Tapi mulai menembus pasar internasional.
Pembiayaan dan Persaingan
Namun, perjalanan UMKM tidak selalu mulus. Meski jumlahnya meningkat, sektor ini menghadapi sejumlah tantangan besar. Salah satunya adalah akses pembiayaan yang sangat terbatas.Â
Berdasar CPA Australia, sekitar 75% UMKM mengaku kesulitan mendapatkan pinjaman dari bank. Selain itu, 59% pelaku UMKM juga mengungkap bahwa mereka membutuhkan dukungan modal untuk ekspansi.
Hal ini menyebabkan banyak pelaku UMKM yang terpaksa bergantung pada sumber pendanaan alternatif. Seperti pinjaman rentenir, yang tentu berisiko tinggi.