Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Hidup Sudah Berat, Negara Malah Ikut Menambah Beban

21 Maret 2025   06:00 Diperbarui: 21 Maret 2025   03:45 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi remaja depresi. (SHUTTERSTOCK/ElenaBoronina via Kompas.com)

Artinya, pemerintah menyuruh kita peduli dengan kesehatan mental. Tapi tidak memberikan akses yang memadai. 

Bagaimana orang bisa menjaga kesehatan mental kalau mereka bahkan tidak bisa dapat bantuan ketika membutuhkannya?  

Negara Sumber Stres Utama  

Harga Naik, Hidup Makin Berat  

Kesehatan mental bukan hanya soal pikiran. Tapi juga soal bagaimana seseorang bertahan hidup sehari-hari. Harga kebutuhan pokok naik. Sementara penghasilan banyak orang segitu-gitu saja. 

Menurut Antaranews, DKI Jakarta, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Timur adalah provinsi dengan biaya hidup tertinggi di Indonesia pada 2025.  

Di tengah kondisi seperti ini. Kesehatan mental sering jadi prioritas kesekian. Orang lebih khawatir tentang bagaimana membayar kontrakan, listrik, dan makan. Bagaimana mereka bisa mikir self-care. Kalau tiap hari yang mereka hadapi adalah tekanan ekonomi?  

Layanan Kesehatan Jiwa Mahal dan Sulit Diakses  

Misal seseorang berhasil menyisihkan uang. Dan ingin konsultasi ke psikolog atau psikiater. Masalah berikutnya muncul. Biaya pengobatan gangguan kesehatan mental sangat tinggi. 

Pakar dari Universitas Padjadjaran menyebutkan bahwa total biaya pengobatan gangguan kesehatan mental di Indonesia bisa mencapai Rp 87,5 triliun per tahun (Detik).  

Seseorang dengan gaji UMR di Jakarta (sekitar Rp 5 juta) ingin berkonsultasi ke psikolog. Satu sesi bisa berkisar antara Rp 200.000 sampai Rp 750.000. Itu baru sekali pertemuan. Padahal untuk mendapatkan hasil yang optimal. Terapi harus dilakukan rutin. 

Artinya, meski ada kampanye tentang pentingnya menjaga kesehatan mental. Banyak orang yang tidak mampu akses layanan tersebut karena biayanya mahal.  

Stigma Masih Kuat Bikin Orang Takut Mencari Bantuan  

Masalah yang tidak kalah besar adalah stigma terhadap gangguan kesehatan mental. Di Indonesia, banyak orang masih menganggap masalah mental sebagai sesuatu yang tabu. Menurut penelitian Universitas Gadjah Mada, stigma ini buat banyak orang enggan cari pertolongan (UGM).  

Alih-alih pergi ke psikolog. Banyak orang malah diam dan berusaha bertahan sendiri. Karena takut dianggap gila atau kurang iman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun