Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Religiusitas Indonesia yang Tak Sejalan Realita

23 Februari 2025   03:00 Diperbarui: 23 Februari 2025   01:54 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (KOMPAS/HERYUNANTO)

Meski mayoritas orang Indonesia menganggap agama sangat penting, kenyataannya banyak perilaku yang justru bertentangan dengan ajaran agama itu sendiri. 

Salah satu masalah terbesar yang dihadapi Indonesia adalah korupsi. Berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi (CPI) yang diterbitkan oleh Transparency International pada 2024, Indonesia menempati posisi 110 dari 180 negara dengan skor 34/100. 

Ini adalah angka yang cukup rendah, mengindikasikan bahwa korupsi di Indonesia masih menjadi masalah besar. Meskipun mayoritas masyarakat mengaku religius. 

Korupsi jelas-jelas bertentangan dengan hampir semua ajaran agama yang mengajarkan tentang kejujuran dan integritas.

Fenomena lainnya adalah judi daring yang juga semakin marak di Indonesia. Menurut data dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), sirkulasi dana dari judi online di Indonesia diperkirakan mencapai ratusan triliun. 

Angka ini jelas mencengangkan, mengingat judi adalah salah satu praktik yang dilarang oleh hampir semua agama, termasuk agama Islam, Kristen, dan lainnya. 

Meski demikian, praktik ini masih banyak dilakukan oleh masyarakat, bahkan oleh mereka yang mengaku religius sekalipun. Dalam hal ini, kita bisa bertanya-tanya, apakah agama hanya menjadi simbol dalam kehidupan mereka?

Selain itu, kekerasan atas nama agama juga menjadi masalah serius di Indonesia. 

Setara Institute mencatat adanya peningkatan pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan pada tahun 2022. Laporan ini menunjukkan ada 171 peristiwa dan 318 tindakan yang melanggar kebebasan beragama. 

Ini adalah contoh lain bagaimana pemahaman agama yang dangkal bisa mengarah pada tindakan intoleransi dan kekerasan. 

Ajaran agama yang seharusnya mengajarkan kasih sayang, perdamaian, dan toleransi justru sering kali disalahgunakan untuk membenarkan kekerasan.

Meningkatkan Pemahaman Agama yang Mendalam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun