Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Jomlo Bukan Kegagalan, tapi Jalan Hidup

14 Februari 2025   03:00 Diperbarui: 14 Februari 2025   01:39 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jomblo. (KOMPAS/SUPRIYANTO)

Jomlo bukan sekadar kesepian atau kegagalan, tapi pilihan hidup dengan alasan beragam dan perspektif menarik.

Setiap kali kumpul keluarga atau reunian, selalu ada pertanyaan klasik yang muncul: “Kapan nikah?” atau “Masih jomlo aja?”. Seakan-akan hidup tanpa pasangan adalah sebuah kegagalan. 

Padahal, tidak semua orang melihat status jomlo sebagai sesuatu yang harus segera diubah.  

Yang menarik, semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa menjadi jomlo tidak selalu berarti kesepian atau tidak bahagia. 

Justru ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan dari hidup sendiri. 

Jadi, apakah jomlo itu pilihan sadar atau keadaan yang tak terhindarkan? Dan, apakah jomlo benar-benar seburuk yang sering digambarkan?  

Alasan di Balik Pilihan Jomlo  

1. Fokus pada Pengembangan Diri  

Banyak orang memilih tetap jomlo untuk lebih fokus pada diri sendiri. Tak perlu membagi waktu dan energi dengan pasangan. 

Mereka bisa lebih leluasa mengejar impian, mengembangkan keterampilan, atau bahkan sekadar menikmati hidup sesuai keinginan mereka.  

Menurut IDN Times, salah satu alasan utama seseorang memilih jomlo dalam waktu lama adalah untuk memperkuat identitas diri dan mencapai kemandirian sebelum menjalin hubungan romantis. 

Artikel tersebut mengungkap bahwa individu yang lebih lama jomlo cenderung memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi karena mereka bisa mengatur hidup mereka sendiri tanpa kompromi dengan pasangan.  

2. Prioritas Karier dan Kebebasan Pribadi  

Bagi banyak orang, terutama generasi muda, karier lebih diutamakan daripada hubungan romantis. 

Tempo menyebutkan bahwa banyak Gen Z yang memilih tetap jomlo karena ingin lebih fokus pada karier dan kestabilan finansial. 

Mereka merasa bahwa dalam dunia kerja yang kompetitif, memiliki pasangan bisa menjadi distraksi yang menghambat pertumbuhan profesional mereka.  

Selain itu, hidup sendiri berarti memiliki kebebasan lebih besar dalam mengambil keputusan. 

Tidak perlu mempertimbangkan pasangan dalam hal karier, tempat tinggal, atau gaya hidup.  

3. Belum Menemukan Pasangan yang Tepat  

Tidak semua orang yang jomlo memilihnya secara sadar. Beberapa di antaranya memang ingin memiliki pasangan, tetapi belum menemukan orang yang cocok.  

Faktor seperti standar yang tinggi, pengalaman buruk di masa lalu, atau sekadar tidak bertemu dengan orang yang sefrekuensi menjadi alasan mengapa seseorang tetap sendiri. 

Menurut survei Kumparan, sebanyak 47% responden mengaku masih jomlo karena belum menemukan pasangan yang benar-benar sesuai dengan harapan mereka.  

Jomlo Karena Keadaan atau Kesadaran?  

Sebagian orang memilih untuk tetap sendiri, tetapi ada juga yang sebenarnya ingin memiliki pasangan, hanya saja belum menemukan kesempatan atau keberanian untuk menjalin hubungan.  

Faktor sosial dan psikologis juga berperan dalam status jomlo seseorang. Misalnya, mereka yang introvert atau memiliki kecemasan sosial, cenderung lebih sulit membangun koneksi romantis dibandingkan mereka yang ekstrovert. 

Selain itu, lingkungan juga memengaruhi, tidak semua orang memiliki akses luas ke komunitas di mana mereka bisa bertemu calon pasangan yang cocok.

Tekanan sosial juga menjadi tantangan bagi mereka yang masih sendiri. Banyak orang merasa perlu segera menikah hanya karena norma masyarakat yang menganggap pernikahan sebagai indikator keberhasilan hidup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun