Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Indeks Korupsi Indonesia Naik, Realitas Masih Buruk

13 Februari 2025   22:00 Diperbarui: 13 Februari 2025   22:47 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pelaku korupsi. (KOMPAS/DIDIE SW)

Skor IPK Indonesia naik, tapi korupsi masih merajalela, demokrasi melemah, dan penegakan hukum mandek.

Tahun ini, Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia meningkat dari 34 ke 37, memunculkan optimisme di sebagian kalangan. Namun, apakah ini benar-benar kemajuan nyata?

Di sisi lain, penegakan hukum dan demokrasi justru melemah, menunjukkan bahwa korupsi masih mengakar. Apakah ini pertanda perbaikan, atau sekadar ilusi angka di atas kertas? 

Perubahan Metode, Bukan Perubahan Nyata  

Skor IPK ditentukan oleh sembilan indikator yang mengukur persepsi korupsi di berbagai sektor, termasuk bisnis, administrasi publik, dan politik. 

Tahun ini, lima dari sembilan indikator mengalami peningkatan. Namun, yang menjadi perhatian utama adalah kembalinya indikator WEF, yang memberi pengaruh signifikan pada kenaikan skor.  

Menurut Transparency International, indikator WEF sebelumnya tidak digunakan selama dua tahun terakhir. 

Kembalinya indikator ini lebih kepada perubahan teknis dalam metode pengukuran, bukan karena adanya perbaikan nyata dalam pemberantasan korupsi.  

Selain itu, skor IPK Indonesia tetap tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. 

Singapura, misalnya, memiliki skor 83, jauh di atas Indonesia yang masih berkutat di angka 37. Bahkan, Vietnam yang dulu sering dianggap lebih korup, kini hanya terpaut beberapa poin di bawah kita.  

Dengan kata lain, kenaikan skor ini bukanlah kemenangan. Ini hanya perubahan teknis yang membuat angka tampak lebih baik di atas kertas, sementara realitas di lapangan tetap sama atau bahkan memburuk.  

Demokrasi Lemah, Penegakan Hukum Mandek  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun