Salah satu langkah yang dapat diambil oleh administrasi publik adalah memasukkan materi pendidikan anti-korupsi dalam kurikulum pendidikan formal, serta mengadakan pelatihan etika bagi pegawai negeri.Â
Tidak cukup hanya dengan memberikan informasi mengenai dampak buruk korupsi, tetapi juga membentuk mentalitas yang mengutamakan kejujuran, transparansi, dan akuntabilitas.
Menariknya, beberapa negara telah berhasil mengimplementasikan pendekatan ini dalam kebijakan pendidikan mereka.Â
Misalnya, di beberapa negara yang memiliki indeks anti-korupsi yang lebih baik, pendidikan moral dan anti-korupsi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kurikulum sekolah.Â
Tujuannya jelas untuk membangun karakter sejak dini agar setiap individu memiliki pondasi moral yang kuat dalam menghadapi tantangan hidup, khususnya di dunia pemerintahan yang rawan godaan.
Pembentukan Karakter dan Integritas
Mengapa pendidikan moral menjadi langkah yang sangat penting dalam mencegah korupsi? Jawabannya terletak pada pembentukan karakter dan integritas.Â
Pendidikan moral tidak hanya mengajarkan apa yang salah dan benar, tetapi juga membentuk mentalitas yang harus dimiliki oleh setiap individu, baik di ruang publik maupun pribadi.
Menurut Jurnal Unitri, etika administrasi publik berperan sangat besar dalam mencegah tindakan korupsi di birokrasi.Â
Dengan membekali pegawai negeri dengan pemahaman yang mendalam tentang etika dan moralitas, kita dapat menciptakan individu yang tidak hanya tahu apa yang harus dilakukan, tetapi juga tahu mengapa mereka harus melakukannya dengan integritas.Â
Sebuah sistem yang melibatkan moralitas yang tinggi akan memastikan bahwa pegawai pemerintah bisa mengambil keputusan yang jujur dan adil, serta menjaga transparansi dalam setiap tindakannya.
Selain itu, pendidikan moral yang mengutamakan integritas dalam pelayanan publik akan berdampak langsung pada kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.Â