Mohon tunggu...
Ahyan Septiani
Ahyan Septiani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ordinary person

Ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Paskah, Dama Tuhan yang Abadi

12 April 2020   11:26 Diperbarui: 12 April 2020   11:29 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Langkahnya tertatih
Menopang kayu berat membuat tubuhnya letih
Raut wajahnya sedih
Melihat hati hati yang tak berbelas kasih

Via Dolorosa
Lorong berkelok sebuah penderitaan dan perilaku para pendosa
Jubah putih bersimbah darah, merah, sungguh menguji asa
Demi membayar segala hutang dosa

Golgota
Tertancap kayu salib penanda akhir hidupmu di dunia
"Eli Eli Lama Sabakhtani" akhir jerit tanya yang menjadi doa
Memecah belah tawa lepas menjadi penyesalan
Membuat nanar mata memandang langit yang menampakkan kedukaan

Pagi ini...
Dalam sebuah puisi Paskah hatimu menggundah
Hidup bagai tak lagi dikasihi
Merasa hidupmu yang paling susah

Wahai para pemilik hati
Selami..
Dirimu telah menggenggam janji-Nya yang pasti
Tetaplah bersama dalam warta kasih-Nya yang suci

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun