Di tengah kerasnya dunia sepak bola Eropa, hanya segelintir striker yang mampu bertahan, berkembang, dan sekaligus menjadi simbol klub dalam jangka waktu panjang. Nama Lautaro Martnez adalah salah satunya. Pemain asal Baha Blanca, Argentina, ini bukan hanya pemimpin lini depan Inter Milan, ia adalah jiwa dari tim, pemikul harapan tifosi, dan kini, sang kapten yang memimpin dengan keteladanan dan gol-gol tajam.
Awal yang Tidak Selalu Mudah
Lautaro datang ke Inter Milan pada tahun 2018 dari Racing Club di usia 20 tahun. Ia membawa harapan besar, tapi juga beban berat karena dibandingkan dengan pendahulunya yang legendaris. Musim-musim awalnya tidak selalu berjalan mulus. Ia sempat menjadi pelapis Mauro Icardi, lalu berjuang keras untuk menjadi starter tetap.
Namun, mentalitas baja Lautaro membuatnya tak pernah menyerah. Ia terus mengasah naluri mencetak gol, memperbaiki pemahaman taktik, dan menjadi sosok pekerja keras di lapangan. Dalam beberapa musim, ia menjelma dari sekadar "anak muda berbakat" menjadi salah satu striker paling ditakuti di Serie A.
Lautaro Era Baru Inter
Kini, pada pertengahan 2025, Lautaro tak lagi hanya jadi andalan Inter. Ia menjadi kapten tim, pemimpin ruang ganti, dan wajah dari kebangkitan Nerazzurri. Di bawah asuhan Simone Inzaghi, Lautaro berkembang menjadi striker yang komplet. Ia tidak hanya tajam, tapi juga cerdas dalam membaca permainan, rajin menjemput bola, dan piawai bermain dalam skema kolektif.
Musim 2024/25 menjadi musim terbaiknya sejauh ini. Ia mencetak 28 gol di Serie A dan 35 gol di semua kompetisi, menjadikannya top skor liga dan juga pencetak gol terbanyak Inter musim ini. Performanya konsisten, bahkan saat Inter dilanda badai cedera dan rotasi pemain.
Mesin Gol yang Punya Hati
Gaya bermain Lautaro dikenal agresif, penuh determinasi, dan pantang menyerah. Tak heran ia mendapat julukan "El Toro"sang banteng. Ia adalah tipikal striker yang tak hanya menunggu bola, tetapi aktif menekan, membuka ruang, dan berduel tanpa lelah. Namun di balik sisi agresifnya, Lautaro juga dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan peduli dengan rekan-rekannya.
Ia adalah figur yang dekat dengan fans, sering menunjukkan gestur emosional saat mencetak gol, dan tak ragu membela rekan satu tim di tengah lapangan. Kepemimpinannya bukan soal teriakan, tapi contoh nyata lewat aksi di setiap pertandingan.
Kiprah di Tim Nasional Argentina