Mohon tunggu...
Ahmad Zakir Haidar
Ahmad Zakir Haidar Mohon Tunggu... gamblang tentang literasi sehingga saya kuliah di UPN veteran Jakarta

saya lebih suka membaca buku sehingga investasi jangka panjang membaca

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pendidikan Mahal, Ilmu di Internet: Apa Kita Masih Butuh Kampus

29 Januari 2025   13:00 Diperbarui: 29 Januari 2025   13:00 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Di era digital yang serba canggih ini, kita dihadapkan pada fenomena yang menarik: biaya pendidikan formal yang semakin tinggi, sementara akses terhadap ilmu pengetahuan di internet semakin mudah dan gratis. Tapi di sisi lain, pendidikan formal di kampus masih jadi standar utama buat dapat pekerjaan yang “layak.” Namun dengan biaya kuliah yang makin tinggi, pertanyaannya jadi relevan: apakah kita masih butuh kampus?

Kita nggak bisa menutup mata kalau biaya pendidikan tinggi di Indonesia itu makin gila-gilaan. Di sisi lain, internet menawarkan berbagai sumber belajar yang dapat diakses secara gratis. Universitas Indonesia, misalnya, menyediakan platform seperti EMAS (E-learning Management System) untuk kuliah daring, Open Courseware untuk materi kuliah terbuka, dan Open Contents yang berisi rekaman video kuliah umum.  Selain itu, platform global seperti Coursera, edX, dan Khan Academy menawarkan kursus dari universitas ternama dunia tanpa di pungut biaya.

Namun, demikian akses terhadap ilmu pengetahuan semakin mudah, sehingga peran kampus sebagai institusi pendidikan formal masih memiliki nilai yang signifikan. Kampus tidak hanya menyediakan pengetahuan teoritis, tetapi juga membentuk karakter, etika, dan keterampilan sosial untuk mahasiswa/i melalui interaksi langsung dengan dosen dan sesama mahasiswa.

Selain itu, gelar akademis yang diperoleh dari institusi pendidikan formal masih menjadi salah satu syarat utama dalam dunia pekerjaan. Banyak perusahaan yang mengedepankan gelar sarjana untuk proses perekrutan.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa tingginya biaya pendidikan menjadi hambatan bagi banyak orang untuk mengakses pendidikan tinggi. Hal ini mendorong munculnya alternatif pendidikan non-formal yang lebih terjangkau, seperti bootcamp coding, kursus online, dan pelatihan keterampilan lainnya. Beberapa perusahaan teknologi bahkan mulai mengakui sertifikasi dari program-program tersebut sebagai pengganti gelar formal.

Oleh karena itu, pertanyaan nya apakah kita masih memerlukan kampus tidak memiliki jawaban yang sederhana. Bagi mereka yang memiliki akses dan sumber daya, pendidikan formal di kampus menawarkan pengalaman belajar yang komprehensif dan terstruktur. Namun, bagi masyarakat Indonesia yang terhambat oleh biaya atau keterbatasan finansial, sumber belajar online menjadi jalan alternatif bagi pendidikan non-formal dan menjadi solusi yang berharga.

terakhir, pilihan antara pendidikan formal dan non-formal tergantung pada tujuan, kebutuhan, dan situasi masing-masing individu. Sehingga yang terpenting adalah komitmen untuk terus belajar dan berkembang, memanfaatkan berbagai sumber yang tersedia pada saat ini. baik itu melalui kampus maupun internet.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun