Mohon tunggu...
Ahmad Yudi S
Ahmad Yudi S Mohon Tunggu... Freelancer - #Ngopi-isme

Aku Melamun Maka Aku Ada

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Narapidana dan Cerita yang Belum Selesai

23 Maret 2020   11:34 Diperbarui: 23 Maret 2020   13:28 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laki-laki itu tak langsung menanggapinya melainkan dengan senyuman. Tangannya mulai menyentuh rambut perempuan itu dan membelai layaknya sepasang suami istri.

"Gak usah genit deh, jawab Kanda. Cewek itu butuh kepastian. Apa gak bosen begini terus?" ucapnya lagi dengan penekanan.

"Sabar. Suatu saat Kanda pasti menemui orang tuamu. Sementara waktu Kakanda sedang menabung untuk menghalalkanmu." bujuk laki-laki itu.

Rona pipi perempuan itu memerah. Tampak merona dengan bibir tipisnya yang tersungging merah merekah. Sebisa mungkin ia menyembunyikan ke-geer-annya bahwa ia tengah di landa asmara. Samar-samar tatapan mata laki-laki itu menembus mata perempuan bak panah dewa cinta. Melihatnya membuat detak jantungnya saling berkejaran. Bibirnya terlihat basah dan uratnya menegang.

Semakin laki-laki itu menyemburkan kata-kata gombalan, semakin layu perempuan itu dibuatnya. Mengatasi kekalapannya, ia mengalihkan perhatiannya kemudian tangan laki-laki itu disambut oleh perempuan itu lalu ditariknya untuk berjalan beriringan menyusuri jalanan di tepi pantai. Mereka berdua menghabiskan malam dengan berjalan di pinggir pantai dan menepi untuk menyantap  jagung bakar Mak Rinah.

"Bagaimana kabar bacaanmu, apakah sudah selesai?" Laki-laki itu memulai percakapan.

"Belum. Butuh waktu untuk menyelesaikan buku dengan bab-bab yang terkadang sulit dipahami" jawabnya.

Laki-laki itu tak menjawab. Ia hanya melempar senyum kemudian melanjutkan membersihkan jagungnya.

"Cowok yang misterius." timpal perempuan itu disambut gelak tawa Mak Rinah, penjual jagung bakar.

_____


Setelah selesai berurusan dengan jagung bakar, sepasang kekasih kembali ke desa. Perempuan tersebut tinggal di desa yang jaraknya tak jauh dari bibir pantai, sebuah perkampungan para nelayan. Mereka berdua melewati ladang warga sebagai jalan pulang sembari bersenda gurau di bawah sinar rembulan. Dari kejauhan tampak dua sosok pria mengikuti mereka dari belakang. Sepasang kekasih itu tak sadar bila mereka sedang dibuntuti dua orang begal. Dengan balok kayu tergenggam kuat ditangannya, begal tersebut siap mengayunkannya ke tubuh korban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun