Mohon tunggu...
Yasser Hasibuan
Yasser Hasibuan Mohon Tunggu... Pelajar di Kafila IIS

Namaku Ahmad Yasser Hasibuan, hobiku sama dengan orang kebanyakan, bermain games. Tapi, menulis juga menjadi hobiku yang kedua. Selamat membaca karya-karyaku yang belum seberapa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bulan Kemerdekaan Tanpa Kemerdekaan Bagi Rakyat

30 Agustus 2025   22:16 Diperbarui: 3 September 2025   21:32 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia sedang tidak baik-baik saja (Sumber: Pribadi)

Pada tanggal 10-13 Agustus 2025, warga Pati, Jawa Tengah, melakukan demonstrasi terhadap kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) yang melonjak hingga 250%. Kenaikan pajak itu sangat menindas rakyat kecil yang bahkan hanya mendapat penghasilan yang cukup untuk makan pada hari itu saja, seperti petani, buruh, dan lain-lain.

Ribuan demonstran turun ke alun-alun Pati untuk unjuk rasa, beberapa ada yang menuntut Bupati Kota Pati untuk mundur dari kursi jabatannya, ada pula yang mengibarkan bendera Jolly Roger dari serial anime One Piece sebagai simbol ketidakpuasan masyarakat kota Pati dengan kinerja sang Bupati, juga sebagai tanda resahnya masyarakat terhadap betapa kacau balaunya pejabat-pejabat korup di negara ini.

Kondisi di depan kantor Bupati Pati pada tanggal 13 Agustus 2025 (Sumber: radarkudus.jawapos.com)
Kondisi di depan kantor Bupati Pati pada tanggal 13 Agustus 2025 (Sumber: radarkudus.jawapos.com)

Demonstrasi itu berhasil mengubah kebijakan kenaikan pajak yang sebelumnya direncanakan naik sebesar 250% menjadi 0%. Dengan kata lain, warga Pati berhasil mencegah kenaikan pajak.

Selang 1 minggu dari kasus di Pati tentang kenaikan pajak PBB-P2, tepatnya pada tanggal 19-21 Agustus 2025, pendapatan DPR direncanakan akan bertambah menjadi Rp100 juta/bulan.

Bukan gaji pokok yang dinaikkan, tetapi tunjangan perumahan senilai Rp50 juta/bulan yang setara dengan 10 kali lipat gaji UMP Jakarta. Beredar pula video yang menunjukkan reaksi anggota DPR di ruang rapat saat gaji mereka akan dinaikkan.

Cuplikan saat para anggota DPR berjoget karena gaji mereka dinaikkan (Sumber:surabayapagi.com)
Cuplikan saat para anggota DPR berjoget karena gaji mereka dinaikkan (Sumber:surabayapagi.com)

Hal ini seketika memancing amarah rakyat, mereka yang susah-susah mencari nafkah, terkadang tidak ada penghasilan sama sekali. Sementara itu, para DPR yang hanya ongkang-ongkang kaki di kantor, gaji mereka justru dinaikkan dengan alasan agar tidak ada lagi yang korupsi.

Tapi itu semua tidak akan sepadan dengan kasus-kasus korupsi yang dilakukan oleh mantan DPR dari tahun-tahun sebelumnya, seperti Ismail Thomas, Ary Iskandar, dan para koruptor lainnya.

Dengan semua ketidakadilan itu, masyarakat sepakat untuk melakukan demonstrasi besar-besaran di depan kantor DPR dari tanggal 25 Agustus yang awalnya bertujuan untuk mencabut wacana tunjangan perumahan sebesar Rp50 juta/bulan bagi DPR.

Kondisi pintu masuk gedung DPR pada 25 Agustus 2025 (Sumber: news.detik.com)
Kondisi pintu masuk gedung DPR pada 25 Agustus 2025 (Sumber: news.detik.com)

Setelah dua hari unjuk rasa, pada tanggal 28 Agustus 2025, walau malam sudah datang tapi tidak menyurutkan jumlah para demonstran yang membanjiri kawasan Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Namun siapa sangka, seorang driver ojol yang sedang mencari nafkah untuk 7 anggota keluarganya, harus meninggal dunia karena dilindas mobil rantis Brimob yang sedang berusaha membubarkan massa demonstran di kawasan tersebut.

Kejadian itu membuat rakyat semakin geram sehingga menciptakan gelombang demonstran semakin menggila dan masif. Tidak hanya di Jakarta, di Makassar pun para demonstran turun ke jalan hingga membakar habis gedung DPRD yang mengakibatkan 3 ASN tewas serta belasan lainnya mengalami luka-luka.

Api berkobar melahap gedung DPRD kota Makassar (Sumber: news.detik.com)
Api berkobar melahap gedung DPRD kota Makassar (Sumber: news.detik.com)

Bahkan hingga detik ini, massa terus bertambah banyak, baik mereka yang benar-benar turun karena sudah muak dengan pemerintah, maupun yang hanya ikut-ikutan saja atau tidak mengerti apa yang mereka protes malah hanya merusak fasilitas umum tanpa rasa bersalah.

Para netizen di media sosial seperti Instagram, juga tak kalah semangat memposting story yang berisikan info-info terbaru dari demonstrasi di seluruh penjuru Indonesia.

Kata-kata terakhir dari saya sebagai penulis, jangan mau diadu dengan sesama rakyat, jangan mau diprovokasi oleh pihak ketiga. Semoga kejadian-kejadian ini segera berakhir damai dan didengar oleh pemerintah.

Lekas sembuh Indonesiaku.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun