Mohon tunggu...
Ahmad Wazier
Ahmad Wazier Mohon Tunggu... Dosen -

Manusia awam yang \r\npenuh dengan keterbatasan dan kebodohan. \r\n\r\nSaat ini berstatus sebagai Dosen dan Mahasiswa Program Doktor (S3) di University of Tasmania-Australia.\r\n\r\nMantan pengurus DPD IMM DIY ini menyelesaikan Pendidikan Pasca Sarjana di Universitas Gadjah Mada.\r\nPengalaman organisasi: Sekretaris Pusat Pengembangan Bahasa (dua periode), Wakil sekretaris MTDK PWM DIY dan Sekjen KAMADA, Ketua Umum KORKOM IMM, Waka 1 IMM PSH,. Jabatan terakhir sebagai Kepala Pusat Pengembangan Bahasa (2 Periode).\r\n\r\nAktivis alumnus Pondok Pesantren Ar-Ruhamaa’ ini mempunyai minat bidang kebijakan politik Amerika Serikat, ideologi dan agama.\r\n\r\nAktif di beberapa perkumpulan dan juga latihan menjadi pembicara dalam diskusi, training, seminar atau konferensi. bisa di hub di: Twitter: @WazierW wazier1279@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Syair buat Negeri Pertiwi

5 Februari 2015   10:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:48 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Negeri Ironis

Mr. AW

Negeriku gemah ripah loh jinawi

Alam raya subur makmur menyejukan hati

Tak ada yang tak tumbuh dari tanah pertiwi

Potensi alam modal kekayaan negeri

Sayang, sungguh di sayang

Saat potentsi negeri tak seindah panorama hayati

Penduduknya hidup miskin penuh keprihatinan abadi

Mencari makan susah, apalagi sampai menyimpannya sampai esok nanti

Negeriku yang gemah ripah loh jinawi masih saling berebut nasi

Ironis memang,

Nasi yang kita perebutkan nasi dari orang lain lagi

Kita anggap nasi mereka lebih enak daripada nasi sendiri

Nasi sendiri diinjak-injak dianggap tidak punya harga diri

Ketika negeri ku masih berebut sesuap nasi

Negera lain sudah berebut dominasi

Negeri ku….

Negeri yang semakin hari semakin terhegemoni

Negeri yang seolah tidak punya harga diri

Berfokus pada persoalan diri sendiri

Kapan akan berkembang negeri ku yang penuh pundi-pundi?

Kapan negeriku akan menjadi dirinya sendiri yang damai sejahtera penyejuk hati?

Kapan kita akan bisa mengalahkan mereka yang mengintai dari segala sisi?

Mungkinkah kita akan mampu lari menyelamatkan diri?

Tunggu saja apakah kita akan mati dikebiri….?

Hobart, 5 Feb. 15

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun