Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.

-------------------- Meaning it!,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Buat, Mo. -- Dan, Teruntuk Cinta

18 Oktober 2023   06:56 Diperbarui: 18 Oktober 2023   07:17 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Buat, MO. - Dan, Teruntuk Cinta.

"Hai," Mo! Apakah, engkau tahu, kisah Oshin, dan dedikasi di dalam nilai ceritanya?"

Engkau, yang selalu menuduhku tidak tahu.

"Atau, akhir cinta, dari Romeo dan Juliet, atau Sampek Engtay?" Di atas perlawanan, tanpa cinta, dan merdeka di dalam kematian bersama, dengan cinta.

Bila, memang cinta harus di tebus oleh nyawa, demi kemerdekaan memilih seseorang yang menemanimu di sisimu, setiap waktu, tanpa batas-batas, dan kekosongan kenyataan, dan nurani dari orang-orang yang engkau cintai tersebut, berada jauh darimu.

"Ingatkah, kau denganku, Mo?" Masihkah, engkau menyimpan kisah itu?"

Tak ada yang begitu berbeda dari waktu itu, saat terakhir bertemu denganmu.

"Kau tahu?"

Kau masih terlihat mencukur rambutmu setengah dari panjangnya, ketika ujungnya sampai, di lingkar belakang pinggangmu, saat kali kedua aku bertemu dirimu. Dahulu, toh, engkau masih memintanya padaku. Saat, aku masih jadi kekasihmu yang belum ada, lelaki yang memalingkan matamu dariku. Mungkin, aku dan Mo, berbeda, versi, satu sama lain tak menyatu dalam suatu nilai dunia yang sama, termasuk dalam cara pandang hidup, sementara hal itu, tak disadari olehku dan mungkin juga Mo, atau alasan yang lain, yang sampai saat ini bahkan, aku tak sepenuhnya mengerti hanya lebih menduga-duga persoalan yang terjadi di dalam penilaian terhadap realitas kami berdua, dalam cinta kasih dalam nama sakral dan suci pernikahan yang kini telah landas, di dalam ikatan risalah dan argumentum hukum yang berlaku. Setelah, semua pudar manakala janji itu telah tersesat jauh, ke dalam dasar perseteruan dan pertengkaran yang berkecamuk. Mo, pun meninggalkanku sendiri. Tapi, juga pernah memintaku untuk tidak berada di dekatnya, saat selintas aku melihat, dari kejauhan, samar bayang-bayang percintaan yang lain, di sana, di dalam selintas itu, tubuhku lenyap pergi, namun berkelebat menyadari yang telah terjadi. Bahwa, Mo telah berpaling hatinya dari hatiku. Dimana, kesalahanku adalah menuruti permintaan, dari Mo, sebab khilaf oleh kedunguan, dalam batas jauh jarak pandangku berkata, entah apa yang dilakukannya. Terkecuali, rasanya, seorang teman, telah menggunting di dalam lipatan, kepada keberadaan diriku saat itu. Saat, seorang teman menanam suatu habitat, yang terbawa sampai setelah pulang ke rumah. Di luar batas nalarku, sehingga aku dan Mo, juga, gadis kecil itu, yang lahir dari temparasi waktu yang terikat jalinan pernikahan.

Dan, aku sendiri hanya, melihat ini sebagai kesalahpahaman perasaanku sendiri, sebab, aku dan engkau, telah mengira sampai pada stasiun yang aku tuju sebagai tujuan, ternyata aku masih harus menunggu satu stasiun lagi dan kemudian sampai. Lebih, tepat, karena, aku telah terlelap di perjalanan, di atas bangku gerbong kereta yang membawaku untuk pulang dan mengakhiri perjalanan yang singkat ini, di dalam hidup. Tanpa, harus menyalahkan siapa-siapa dari keadaan dan kondisi, serta konstelasi ruang dan waktu yang bergerak di sekelilingku telah menjadi tabir mendung menyibak, hujan di dalam air mata perpisahan. Setidaknya, setelah kepergian ayah, membuatku lebih terlunta, dari saat menjadi pengembara yang merantaui nasib di tengah ketidaktahuanku akan dunia ini.

Tak ada yang begitu berbeda dari waktu itu, saat terakhir bertemu denganmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun