Mohon tunggu...
Ahmad Sofwan
Ahmad Sofwan Mohon Tunggu... Penulis - lahir didesa berjuang dikota dengan semangat kebersamaan.

Membaca dan Menulis adalah bagian dari hidupku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ada Apa dengan Komunis?

22 Oktober 2020   00:44 Diperbarui: 22 Oktober 2020   00:48 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Melonjaknya issu PKI membuat saya sadar ada kegilaan tersendiri atas issu PKI yang lagi marak dan berkembang di seputaran Indonesia.

Menurut pandangan saya ada unsure politik yang bertujuan untuk merusak elegtabilitas kepemimpinan di Indonesia dengan tudingan Issu PKI dan memancing kemarahan dunia dengan menebar kebohongan terkait angka korban yang timbul akibat benturan antar Masyarakat Islam Khususnya NU dengan PKI Tsb.

Dari banyak latar belakang banyak buku mengisahkan tragedy kekerasan masyarakat Islam Khususnya NU dengan Ansor paramiliter Banser nya terhadap PKI dan Dibarengi dengan  Meningkatnya angka kematian yang di ungkapkan oleh para pengamat luar Negara yang cendrung kebarat - baratan.

Buku -- buku tersebut tidak menceritakan awal dari masalah kenapa Umat Islam Khususnya NU melakukan perlawanan yang berepek pada pembataian pada PKI, buku -- buku tersebut bersikap sepihak dan hanya menceritakan penderitaan PKI atas pembantaian tsb. 

Hal ini menunjukkan ada unsur politik kepentingan yang bertujuan meraih simpatisan internasional pada PKI. Bahkan beberapa penulis internasional terkesan menambah -- nambahi angka korban benturan antar umat Islam yang khususnya NU dengan PKI. 

Seperti Ben Anderson yang menyatakan angka korban benturan tsb 500.000 -- 1.000.000 jiwa, lalu Frayer dan Jacson : 100.000 -- 500.000 jiwa, Pluvier 500.000 -- 1.000.000 jiwa, The NewYork Times 150.000 -- 400.000 jiwa, Repression & Exploitation 500.000 -- 1.000.000 jiwa dan Gofray Robison 500.000 -- 1.000.000 jiwa. 

Angka ini meningkat drastic dan terkesan di besar -- besarkan oleh para pengamat kebarat -- baratan, hal ini secara tidak langsung mereka ingin mengarahkan bahwa Indonesia melanggar Hak Asasi Manusia, bila hal tersebut di biarkan maka merusak citra nama Indonesia di mata dunia, citra nama Islam dan NU di dataran dunia.

Para pengamat dan penulis barat itu hanya menuliskan dan menyatakan angka -- angka korban yang lahir dari kalangan komunis, namun mereka tidak melihat angka -- angka kematian dari kalangan Ulama dan Santri yang terjadi akibat kekejaman PKI sebelum para Umat Islam secara Umum dan NU secara Khususnya bentrok dengan PKI. 

Sepertinya ada provaganda yang mereka bangun untuk merusak nama islam dan Indonesia, ditambah lagi dengan issu provaganda yang mengangkat keras issu PKI di Indonesia, hal ini mengajak masyarakat diluar Indonesia untuk mencari buku tentang PKI di Indonesia, hasilnya pasti mereka akan mudah menemukan buku -- buku dan tulisan yang berafliasi kebarat -- baratan, yang akan berepek pada kebencian pada Islam dan Indonesia. 

Hal itu dibarengi dengan adanya penyiaran dibeberapa media tentang tokoh -- tokoh komunis di Indonesia, seperti TV One yang mengangkat Kisah Tan Malaka seorang berfaham Komunis yang berasal dari Indonesia, nampaknya pihak -- pihak kebarat -- barat sengaja memancing issu komunisi ini untuk memancing kebencian pada islam dan Indonesia lalu membangun citra baik kepada Komunis.

Komunis dibawa oleh kelompok belanda yang beraliran kiri dan mendirikan Partai Komunis Indonesia di Indonesia, Pendiri Partai Komunis Tersebut adalah sneevliet seorang aktifis Belanda yang berfaham komunis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun