Mohon tunggu...
Ahmad Shobirin
Ahmad Shobirin Mohon Tunggu... -

Analis Kebijakan di kantor Pemerintah Dosen Ilmu Kesejahteraan Sosial - IISIP Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Qurban, Ibadah, dan Keikhlasan Pegawai Pemerintah

7 Juni 2025   13:24 Diperbarui: 7 Juni 2025   13:24 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makna Qurban dalam Pekerjaan dan Pelayanan Profesional

Setiap tahun umat Islam di seluruh dunia memperingati Hari Raya Idul Adha dengan melaksanakan ibadah qurban. Qurban tidak hanya sebatas ritual penyembelihan hewan, namun lebih dari itu, qurban mengandung makna spiritual yang mendalam yaitu sebuah pengorbanan tulus untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam konteks keseharian seorang pekerja baik di perusahaan swasta, BUMN, maupun lembaga pemerintah atau PNS, pengejawantahan nilai-nilai qurban dapat menjadi inspirasi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sosial dengan penuh kesadaran dan ketulusan.

Qurban berasal dari kata qaraba yang berarti "mendekat". Ibadah qurban mengajarkan bahwa mendekat kepada Allah membutuhkan bentuk pengorbanan, entah itu dalam bentuk harta, waktu, tenaga, bahkan ego pribadi. Lebih dari sekadar ritual tahunan, qurban adalah simbol dari kesediaan seseorang untuk menyerahkan sesuatu yang dicintainya demi menggapai keridhaan Allah. Makna ini relevan bagi PNS yang dalam pekerjaannya sehari-hari juga dituntut untuk rela berkorban demi kepentingan bangsa dan masyarakat.

Sebagai abdi negara dan pelayan masyarakat, PNS sejatinya mengemban amanah yang tidak ringan. Meskipun tidak bisa disetarakan ketaatan luar biasa Nabi Ibrahim AS dalam peristiwa qurban, namun PNS pun dituntut untuk mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi. Spirit qurban tercermin dalam kesediaan untuk mengorbankan kenyamanan pribadi demi melayani masyarakat dengan tulus dan profesional, menjadikan pekerjaan sehari-hari sebagai ladang ibadah.

Bekerja secara profesional, disiplin, dan bertanggung jawab bukan sekadar tuntutan institusi, tetapi juga perwujudan ibadah yang bernilai tinggi. Setiap tugas yang dilaksanakan dengan penuh integritas mencerminkan semangat qurban, yaitu pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan yang terbaik bagi publik. Menjadikan pekerjaan sebagai bentuk ibadah, membuat setiap usaha dan jerih payah yang kita keluarkan menjadi bermakna di sisi Allah SWT.

Dalam menjalankan tugas, seorang PNS dihadapkan pada berbagai kondisi : keterbatasan sumber daya, tekanan kerja, tuntutan atasan, dan tuntutan masyarakat. Belum lagi disekitar kita melihat banyak rekan-rekan sesama PNS yang "tidak ada kesibukan" tapi berpendapatan sama. Atau sebaliknya, pekerjaan yang sama dengan kita tapi mendapatkan tunjangan yang lebih besar. Kadang rasa iri muncul. Nah, di sinilah keikhlasan diuji. Qurban mengajarkan bahwa ibadah sejati terletak pada keikhlasan hati. PNS yang bekerja dengan niat ikhlas, tanpa pamrih, tanpa berharap pujian, telah mengaktualisasikan nilai qurban dalam bentuk yang paling murni, yaitu pengorbanan diri demi kemaslahatan banyak orang.

Qurban juga dapat dapat membentuk karakter dan etos kerja Islami dalam diri PNS. Nilai amanah, jujur, dan adil adalah bagian integral dari ajaran qurban. Dalam praktik sehari-hari, ini tercermin melalui kinerja yang bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Semangat qurban membentuk pribadi yang gigih, disiplin, dan berkomitmen tinggi dalam melaksanakan tugas, menjadikan kerja keras sebagai bentuk ibadah.

Nilai qurban juga dapat direalisasikan secara kolektif di lingkungan kerja. Melaksanakan qurban bersama di kantor atau di instansi misalnya, bukan hanya sebagai amal ibadah, tetapi juga sebagai sarana mempererat ukhuwah dan memperkuat solidaritas antarsesama pegawai dan masyarakat di sekitar. Selain itu, momentum qurban bisa menjadi titik refleksi untuk memperbaiki diri dan menilai sejauh mana kualitas kerja kita telah mencerminkan nilai-nilai qurban dalam bentuk kejujuran, pelayanan, dan dedikasi.

Qurban bukan hanya ritual tahunan yang berhenti setelah hewan disembelih. Qurban adalah nilai hidup yang harus diinternalisasi sepanjang tahun. Sebagai PNS, nilai qurban menuntun kita untuk terus bertransformasi menjadi pribadi yang lebih baik: mengorbankan ego, menjaga integritas, memperbaiki pelayanan, dan menebar manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat. Dengan begitu, ibadah qurban benar-benar menjadi manifestasi dari tanggung jawab sosial kita sebagai abdi negara yang sejati.

Jabatan, Qurban, dan Keikhlasan Sejati

Dalam perjalanan karir di pemerintahan, kita semua memahami bahwa jabatan struktural adalah sesuatu yang terbatas. Tidak semua orang, seberapa pun tinggi pendidikan atau besar pengalamannya, dapat menduduki posisi strategis di eselon III, II, dan eselon I. Struktur organisasi pemerintahan memang hanya menyediakan ruang bagi segelintir orang untuk berada di puncak hierarki.

Seringkali, dalam dinamika yang berjalan, kita melihat realitas yang mungkin terasa tidak adil: ada individu yang dari sisi kapasitas teknis atau keterampilan manajerial tampaknya belum sepenuhnya memenuhi ekspektasi, namun karena kedekatan personal dengan pimpinan atau faktor non-teknis lainnya, mereka mendapatkan kepercayaan untuk menempati jabatan tinggi. Sementara di sisi lain, banyak pula rekan kita yang kompeten,  berpendidikan tinggi, dan diakui kecerdasannya -, justru tidak kunjung memperoleh promosi jabatan yang menurut banyak orang sudah sepantasnya mereka raih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun