Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Alumni UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Mawar

7 April 2020   10:23 Diperbarui: 11 April 2020   14:24 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

mawar 

kuingat selalu nasihat guru
padaku, saat kukabarkan kecamuk
batin yang merampas

kan kutemukan rekah harum mawar
tak hanya kuning, merah, putih
juga paduan warna-warna lain pun hadir

itu yang kudengar
ketika aku mulai goyah, hilang harap
saat kabar coba pisahkan kumbang
dari ranumnya mawar

kutahu itu pesannya agar tak hilang daya
tak mesti kalangkabut

karena setiap awal ada akhir
setiap cerita ada babak, alur
dan peran yang kita ambil
sadar atau tak sadar semua mengambil
tak sama, beda dan hidup

mawar
semua peristiwa adalah sejarah
yang akan terus bergulir, berganti
episode lain pun menanti
dihayati
dinikmati seutuhnya
seperti hari-hari yang berlalu
yang tak pernah kuragukan
hadirnya, tak bisa kutolak

seperti takdir Tuhan menciptakan insan-insaniyah

saling memadu kasih
saling mencaci noda
saling memberi atau berkhianat

dalam hidup yang sepenuhnya mengobral
kehendak menyatu pada Tuhan

yang hadir pada setiap derita hamba
yang hidup pada jiwa-jiwa terampas
juga pada mereka yang pasrah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun