Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni UIN SGD Bandung

Warga Kabupaten Bandung. Sehari-hari beraktivitas memenuhi kebutuhan harian keluarga. Bergerak dalam literasi online melalui book reading and review (YouTube Shalawat Channel). Mohon doa agar kami sehat lahir dan batin serta dimudahkan dalam urusan rezeki.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Membaca Buku "The Great Disruption"

11 Juni 2019   16:15 Diperbarui: 11 Juni 2019   16:36 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"The Great Disruption" adalah sebuah buku karya dari Francis Fukuyama. Ia penulis buku "The End of History and The Last Man," yang saya baca saat kuliah di UIN Bandung. Saya baca karena ada kepentingan untuk menulis makalah matakuliah filsafat sejarah.

Kedua buku Fukuyama tersebut saya baca secara scanning. Tidak runut dari awal sampai akhir. Sengaja dibaca cepat karena banyak istilah dan data yang menurut saya lelah juga dibacanya.

Maklum saya sudah mulai tidak doyan membaca buku teks (daras). Dan kedua buku Fukuyama masuk kategori daras filsafat sejarah dan sosiologi.

Buku "The Great Disruption", cukup membuka wawasan saya tentang fenomena manusia dan masa depan masyarakat dunia. Terutama dari aspek kehidupan politik global dan ekonomi dunia.

Terminologi yang saya ingat dari isi buku ini tentang "social capital", yaitu nilai dan norma di masyarakat yang dibutuhkan sebagai pengikat keberadaan dari suatu masyarakat. Norma dan nilai ini diciptakan secara bersama dan atas dasar kesepakatan. Bisa melampaui hukum agama, budaya atau norma keluarga. Namun, social capital ini mesti yang bersifat universal dan lintas budaya maupun masyarakat. Sehingga seluruh umat manusia di dunia ini bisa memegang dan bernaung di bawah landasan tersebut.

Fukuyama menyebut masa depan untuk politik dunia adalah demokrasi liberal dan untuk ekonomi adalah kapitalisme global. Sedangkan untuk "social capital" maka perlu direkonstitusi berdasarkan nilai etik global.

Tentang ini, Fukuyama paparkan tentang kesamaan kejahatan, krisis kemanusiaan, ketidakpedulian lingkungan, dan agama yang dijadikan basis ternyata malah menjadi persoalan global yang mesti ditundukkan.

Saya menduga ke depannya manusia di dunia ini sudah tidak lagi tersekat dengan batasan negara dan bangsa. Sehingga agar tidak menjadi semakin liar dan tidak teratur, mesti ada tatanan sosial baru yang dapat menjadi "payung" dari seluruh kehidupan masyarakat dunia.

Dan saya juga mengira ini juga projek Fukuyama tentang "akhir sejarah".

Bisakah seluruh bangsa dan negara di dunia ini mencapai titik akhir?

Maaf, saya tidak bisa cerna dengan baik karya Francis Fukuyama tersebut. Maklum baru scanning dan loncat-loncat bacanya. Yang sudah baca boleh share dan saya siap baca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun