Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni UIN SGD Bandung

Orang kampung di Kabupaten Bandung. Sehari-hari memenuhi kebutuhan harian keluarga. Beraktivitas sebagai guru honorer, editor and co-writer freelance, dan bergerak dalam literasi online melalui book reading and review.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kampung, Kini Mulai Berubah

2 Januari 2019   15:34 Diperbarui: 2 Januari 2019   15:55 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Airnya terasa dingin dan udaranya pun sejuk. Banyak pohon-pohon. Banyak bambu dan balong (ikan mas dan mujair). Lokasi mata air itu bernama Cimanganten, masuk daerah Pasirwangi, Samarang, Garut.

Kemudian di kampung Babakan Caringin. Ada masjid cukup besar dan tampaknya tidak terawat. Suasana ruangan pun tidak menarik, tetapi luas. 

Dalam masjid, ada Al-Qur'an yang sudah dalam kondisi tidak baik. Tampaknya sering dibaca sehingga lecek dan robek-robek. Yang menarik dari masjid kampung itu sebelum masuk ke ruang utama ada dua kolam. Keduanya digunakan untuk wudhu dan ada yang cuci baju. Airnya mengalir ke parit kecil.

Dan yang lainnya, kami temukan satu madrasah tingkat sekolah menengah pertama di bawah yayasan dan organisasi. Gedung-gedungnya besar dan kelas-kelas dengan kursi dan meja tertata rapi. Dipinggir madrasah tersebut ada kamar-kamar dengan gedung besar dua tingkat. Di depan masjid ada papan nama tertulis sumbangan dari Qatar.

Di sekitar madrasah terdapat kaum perempuan yang berpakaian hitam dan bercadar. Kaum lelakinya bercelana cingkrang. Itu yang tampak saat masuk  ke komplek madrasah. Kami sengaja masuk untuk berteduh dari sengatan matahari yang sedang panas-panasnya.

Ah, ternyata kampung berubah. Kini sudah tidak lagi khas tradisional karena masuk paham agama dari Timur Tengah bergaya Islamisme dan tampaknya akan semakin tergerus tradisi keislaman di kampung halaman yang bercorak Islam Nusantara. Dan kami hanya bisa geleng-geleng kepala. *** (Ahmad Sahidin)


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun