Mohon tunggu...
Ahmad Risani
Ahmad Risani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Menulis apa saja

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Piala Dunia, Politik Identitas, dan Sebuah Dukungan untuk Timnas Perancis

13 Juli 2018   15:33 Diperbarui: 13 Juli 2018   15:51 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi, dibidik saat menonton di GSJ Palembang.

Dari kudeta politik Mesir, Konflik Palestina dan Albania, hingga dukungan kepada Prancis di Final

Bagi saya, kekalahan Swiss 0-1 dari Swedia adalah akhir dari Piala Dunia itu sendiri. Semua runtuh. Hambar tanpa rasa. Sama seperti menerima undangan nikah dari cemceman yang sudah lama di taksir.

Ceritanya begini, sedari awal, saya terprovokasi untuk mendukung Mesir. Provokatornya banyak, mulai dari meme-meme tentang kesholehan Moh Salah, sampai viral video ustadz-ustadz kondang bermateri dakwah dan sepak bola di instagram.

Barangkali ini juga yang menggiring para Decul dan Barcelonian yang sholeh-sholehat mendadak menjadi Liverpudlian di Final Liga Champion. Sebelum akhirnya, kalah juga ujungnya dari Madrid. Kasian. Terparah, sang Idola kita Moh Salah terbaring lemah tak berdaya diperkosa cidera.

Nah, dukungan atas Mesir di Pildun ini semakin geliat setelah kabar sang idola membaik. Mesir semakin optimis. Begitu juga pendukungnya dari Indonesia yang entah sejak kapan jadi nge-fans sama sepakbola Mesir. Iya, Sepak bola Mesir jadi idola di Pildun?!. Hmm.

Bukannya dukung negara kuat macam Brazil atau Spanyol, malah dukung Mesir. Dasar gak ngerti bola. Padahal, ngerti Mesir juga kagak. Paling taunya cuma Fir'aun sama Abdel Fattah Assisi. Gek kenal Assisi? Gak jauh bedalah sama nama sebelumnya. Itu loh dalang kudeta politik Mesir tahun 2012, dimana Presiden terpilih secara demokratis dan pro Palestina Moh Mursyi di jatuhkan oleh junta militer yang dipimpin As-sisi. Ngeri kan? Mana nih aktivis pro-demokrasi lainnya seantero jagat? Gak ada bunyinya.

Dan, benar saja, negeri piramid itu jadi pesakitan di fase grup. Apa gue bilang. Untung yang kalahin Mesir juga negara yang kita sayangi dan mengandung berkah, apalagi kalau bukan Saudi Arabia. Kesolehan warga Saudi tak bisa terbendung nampaknya. Lah iya, tiap hari kita kiblatnya ke sana geh, bukan ke piramid. Gak nyambung.

Lalu, mata saya terbuka. Melihat babak belurnya Mesir di fase grup, saya sebetulnya juga melihat Swiss, tentunya dengan setengah-setengah. Antara nonton antara enggak. Tapi setelah gol Shaqiri dan Xhaka ke jala Serbia dirayakan dengan sangat amat politis, saya pilih migrasi ke Swiss.

Selebrasi "Elang Kepala Ganda" ala pemain Swiss bukan semata soal euforia belaka. Ini ideologis, bung!. Ini soal Bosnia, ini soal Kosovo, ini soal tanah air pemain Swiss sesungguhnya. Lebih dari itu, ini mengingatkan kita akan konflik kemanusiaan di Balkan, negara-negara pecahan Yugoslavia. Islam sendiri datang ke wilayah Balkan ini sejak 1389 ketika berada di bawah kekuasaan Turki Ottoman.

Albania-Kosovo adalah nama negeri juga nama etnis muslim di semenanjung Balkan, dimana itu adalah daerah konflik dengan Serbia. Sama saja dengan Albania-Kosovo adalah Palestina-Gaza, dan Serbia adalah Israel. Oke, ini bukan untuk membuka luka lama, tapi yah sekedar mengulik Kembali sejarah. Jangan diambil hati lah. Intinya ada tragedi kemanusiaan yang terindikasi genosida yang dilakukan oleh Serbia.

Selebrasi pemain Swiss di depan mata pemain Serbia tak sama seperti selebrasi pada umumnya gol. Bahkan media-media di dunia mencatat pertandingan ini sebagai laga terpenting di abad ini. Yah, kalau versi PSSI sih setelah Persija vs Persib yang berkali-kali diundur dan tanpa penonton itu. Penting banget kan, PSSI?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun