Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Teknologi, Kearifan Lokal dan Kedamaian

6 Maret 2021   15:03 Diperbarui: 6 Maret 2021   15:06 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Damai Itu Indah - tribunnews.com

Saat ini, perkembangan teknologi informasi telah merubah gaya hidup dan memberikan banyak perubahan dalam kehidupan manusia. Tidak hanya di Indonesia, tapi bagi seluruh masyrakat dunia. Teknologi telah memudahkan yang susah. 

Namun dalam implementasi yang salah, teknologi juga bisa memberikan dampak negative. Karena teknologi bisa membuat tali silaturahmi berkurang, karena sudah bisa digantikan dengan video call. 

Karena teknologi, untuk bisa menyebarkan atau mencari informasi, untuk mendapatkan pekerjaan, untuk memperbanyak teman, atau untuk melakukan aktifitas lain menjadi lebih mudah.

Di era sekarang ini, mempelajari sebuah ilmu pengetahuan sangat mudah sekali. Tak perlu datang ke toko buku, informasi yang kita inginkan bisa di unduh melalui internet. Untuk bisa membacanya pun tak perlu susah lagi, karena bisa dibaca melalui telepon genggam kita masing-masing. 

Berbagai kemudahan itulah yang kemudian merubah semuanya. Berbagai informasi dari belahan bumi manapun bisa kita akses dalam hitungan detik. Itulah kenapa banyak gaya hidup anak muda ikut berubah, karena mencontoh apa yang terjadi di luar negeri. Dan semuanya itu bisa diketahui melalui teknologi.

Disisi lain, Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan budaya dan nilai-nilai kearifan lokal. Suku-suku yang tersebar dari ujung Aceh hingga Papua, mempunyai keanekaragaman yang berbeda. 

Kekayaan budaya dan kearifan lokal ini harus tetap dijaga, meski gempuran budaya dari luar masuk melalui kecanggihan teknologi informasi. Boleh kita berpakaian gaya eropa, tapi perilaku dan budaya kita masih tetap Indonesia. 

Boleh kita belajar paham ini itu, tapi tetap ideologi kita tetap Pancasila. Boleh kita belajar tentang teologi atau keyakinan tertentu, tapi tetap kita masih berpegang pada keyakinan yang kita Yakini.

Semuanya itu penting karena dalam perkembangannya seringkali ucapan dan perilaku seseorang ikut berubah, karena tidak bisa memilah mana informasi penting dan mana tidak. Mana ilmu yang perlu kita serap mana tidak. Mana budaya yang relevan dengan kita mana yang tidak. 

Beberapa diantaranya menelan mentah-mentah, tanpa melihat konteksnya. Begitu juga ketika kita mempelajari nilai-nilai agama melalui dunia maya, kita juga harus punya literasi yang kuat dan bisa melihatnya berdasarkan konteksnya. 

Karena belakangan ini banyak sekali kelompok-kelompok tertentu yang sering membelokkan esensi dari agama, sehingga membuat masyarakat salah memahaminya.

Beberapa waktu lalu, ketua umum Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj menghimbau kepada pemerintah untuk segera melakukan penutupan situs atau akun yang dikelolah oleh kelompok wahabi. Kelompok ini dianggap meresahkan, karena seringkali menyebarkan konten provokasi dalam situsnya. 

Dakwah-dakwah yang dilakukan secara virtual, seringkali juga menebar kebencian kepada kelompok tertentu. Kelompok ini mengadopsi ideologi takfiri, yang sering mengkafirkan orang lain yang dianggap berbeda paham dengan kelompoknya.

Apa jadinya jika masyarakat meyakini apa yang diunggah oleh situs tersebut? Apalagi mereka sering pula mereduksi pemahaman agama tertentu, untuk mendapatkan dukungan publik. Nah kalau masyarakat yang ingin belajar agama, lalu masuk ke situs ini, tentu ini yang mengkhawatirkan. 

Karena itulah mari kita terus saling mengingatkan agar kita tidak lupa denga nasal-usulnya. Kita adalah makhluk sosial yuang tidak bisa hidup sendiri, yang butuh interaksi antar sesama. Mari kita jaga interaksi ini dengan tetap mengedepankan kearifan lokal, agar lingkungan kita bisa penuh dengan kedamaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun