Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merdeka dari Ujaran Kebencian dan Provokasi Radikalisme

17 Agustus 2019   23:38 Diperbarui: 17 Agustus 2019   23:38 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lawan Radikalisme - jalandamai.org

Memasuki tahun politik kemarin, ujaran kebencian begitu masif terjadi di dunia maya dan nyata. Kebencian yang menyebar melalui kecanggihan teknologi ini, telah membuat seluruh masyarakat khawatir. Fenomena hate speech juga tidak hanya melanda di Indonesia, tapi juga terjadi seluruh negara-negara di dunia ini. Penyebaran bibit kebencian ini, tentu berpotensi bisa merusak kedamaian yang ada. Kerukunan antar umat beragama bisa rusak, hanya karena provokasi kebencian di dunia maya. Bahkan, di Sumatera Utara, beberapa tahun yang lalu sempat terjadi aksi pembakaran tempat ibadah, hanya karena terprovokasi informasi yang beredar di media sosial. Padahal informasi tersebut bernuansa provokatif edan mengandung bibit kebencian.

Ketika era penjajahan, masyarakat Indonesia juga sempat merasakan provokasi yang dikeluarkan penjajah Belanda, agar masyarakat tidak bersatu. Politik pecah belah ini dilakukan hampir di setiap daerah. Tidak sedikit pula masyarakat ketika itu yang menjadi mata-mata penjajah. Ini menunjukkan bahwa provokasi kebencian sudah ada sejak dulu, dan dampaknya sangat tidak bagus baik bagi diri kita sendiri, ataupun lingkungan sekitar. Ketika masyarakat sadar bahwa penjajah menerapkan politik pecah belah, masyarakat pun memilih untuk bersatu melawan penjajah. Dan hasilnya, Indonesia bisa merdeka dari penjajah, dan untuk mengenang perjuangan kemerdekaan itu, diperingati pada 17 Agustus setiap tahunnya.

Dalam setiap tradisi dan budaya yang melekat dalam setiap suku yang tersebar dari Aceh hingga Papua, tidak ada satupun yang mengajarkan tentang kebencian. Agama yang ada di Indonesia, juga tidak ada yang menganjurkan untuk saling membenci. Semuanya mengajarkan saling menghargai, menghormati dan tolong menolong antar sesama. Karena itulah, adanya ujaran kebencian yang masih terjadi hingga saat ini, harus segera dicegah. Mari tanamkan dalam diri kita masing-masing, untuk tidak menyebarkan pesan kebencian. Ajarkan nilai-nilai kearifan lokal pada anak-anak kita.

Indonesia harus merdeka dari segala bentuk ujaran kebencian. Di hari kemerdekaan ini, mari kita terus saling bergandengan tangan, agar tidak tercerai berai seperti di masa penjajahan. Mari kita jaga nilai-nilai kearifan lokal, agar bibit radikalisme dan intoleransi tidak menyebar ke generasi penerus. Karena bibit radikalisme dan intoleransi bisa melahirkan terorisme, yang bisa mengancam keutuhan negara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun