Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Toleransi, Kerukunan dan Kedamaian Negeri

23 Desember 2017   20:51 Diperbarui: 23 Desember 2017   21:06 1598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toleransi Beragama - bataranews.com

Sejak kecil kita sudah diajarkan oleh orang tua kita, untuk saling menghormati. Tidak hanya kepada orang yang lebih tua, kepada sesama teman sebaya pun kita juga diajarkan untuk saling menghormati. Bahkan ketika salah, kita diajarkan untuk langsung meminta maaf. Dan ajaran ini dilakukan oleh hampir seluruh orang tua. Pendidikan budi pekerti sejak dini sangat diperlukan, agar anak-anak bisa tumbuh menjadi remaja dan generasi yang mampu saling menghargai dan menghormati. Saling menghormati ini merupakan dasar dari pendidikan toleransi. Dengan toleransi, tidak akan ada diskriminasi, kebencian, bahkan tindakan yang mengandung kekerasan.

Sejak kecil, kita juga dikenalkan toleransi antar umat beragama. Esensi toleransi antar umat beragama adalah saling menghargai orang lain, dalam memeluk dan beridah menurut agamanya masing-masing. Tidak boleh merasa agamanya paling benar dan mencela agama orang lain. Pada prinsipnya, agamaku adalah agamaku, agamamu adalah agamamu. Jika ada seseorang menjelekkan agama orang lain, dia sejatinya telah melakukan perbuatan intoleran. Karena hanya Tuhan yang berhak menyatakan benar atau tidak. Sebagai manusia, tugas kita adalah menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan Tuhan. Dan saling menghormati merupakan salah satu yang dianjurkan, sementara membenci merupakan hal yang harus dihindari.

Kita juga mengenal toleransi sosial. Toleransi yang satu ini tidak hanya antar umat beragama, tapi juga mencakup segala lini kehidupan lain. Toleransi sosial mengajarkan agar kita menghormati kaum minoritas. Toleransi sosial juga mengajarkan kepada agar tidak sombong, tidak merasa dirinya paling benar. Misalnya, jika kita berkecukupan harta, kita tidak boleh sombong dan haru tetap saling membantu kepada orang  yang lebih membutuhkan. Dalam toleransi sosial tidak mengenal istilah mayoritas dan minoritas. Semua orang mempunyai hak, kewajiban dan kedudukan yang sama.

Jika kita mengerti dan memahami prinsip dasar toleransi, maka kita bisa hidup saling berdampingan dalam perbedaan. Karena Indonesia merupakan negara yang majemuk. Negara yang penuh keberagaman agama, budaya, bahasa dan adat istiadat. Dalam keberagaman yang tinggi, berpotensi menimbulkan perbedaan pendapat, perbedaan ideologi, dan perbedaan kepentingan. Perbedaan ini bisa berpotensi memicu terjadinya konflik, jika kita tidak bisa saling menghargai perbedaan itu sendiri. Jika ada sebagian orang yang tidak mau berdampingan dengan tetangga yang berbeda agama, maka sejatinya mereka belum mengerti dan paham esensi dari toleransi. Karena jika mereka mengerti esensi dari toleransi, mereka akan bisa hidup rukun berdampingan dengan perbedaan yang ada.

Jika semua orang bisa menjalankan toleransi, maka kerukunan akan tercipta. Dan jika kita bisa hidup saling rukun antar sesama, maka kedamaian itu akan tercipta. Tidak hanya kedamaian dihati, tapi juga di keluarga dan lingkungan sekitar. Lalu, sudahkan kita toleran? Sudahkan kita saling rukun antar sesama? Jika masih ada kebencian dalam diri, sebaiknya segera dibuang jauh-jauh. Karena memelihara kebencian dan amarah dalam diri, hanya akan mendekatkan kita pada perbuatan negatif. Negeri ini, juga tidak perlu perbuatan yang bisa memecah belah keberagaman yang ada. Sebaliknya, dunia ini butuh toleransi dan kerukunan agar kedamaian di bumi ini bisa tercipta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun