Mohon tunggu...
Ahmad Raziqi
Ahmad Raziqi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Klarifikasi Simbolik

30 November 2018   14:30 Diperbarui: 30 November 2018   14:31 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Oh enghe pak" jawab saya

"Kamu anak IAIN, namamu siapa, dari Fakultas apa, semester berapa?"

"Iya saya anak IAIN, saya Ahmad Raziqi, dari FEBI, semester 7" jawab saya

"Oh,, cak Khotib, tinggal dimana?" Pak Ahmad menambah pertanyaan

"Engghe pak, saya tinggal di rayon FEBI,  Jenegan siapa namanya pak? Jawab saya sekaligus bertanya

"Saya Ahmad, saya tinggal di sini, saya syariah, ayok maen-maen kerumah" ujar pak Ahmad sembari menunjuk arah selatan masjid

"Enghe pak, terimakasih banyak" ucap saya sembari meninggalkan masjid Al-Fatah"

Dari perbincangan itu saya mendapat ibarah berharga. Pertama saya jadi paham bahwa Islam itu banyak pemeluknya. Kedua, saya dituntut untuk terus semangat mencari ilmu yang di fardhuhkan yaitu ilmu agama. Ketiga karena saya didik untuk ragu terhadap segala epistemologi agar saya tidak menjadi penta'lid buta maka saya timbul pertanyaan besar "Apakah ajaran Islam itu memang perlu untuk mengagungkan simbol-simbol tentang Islam, termasuk diantaranya adalah simbol Islam yang berupa tulisan latin Indonesia ataupun Arab? Dan benarkah agama Islam itu sudah diambil hakikatnya dalam hati-hati setiap pemeluknya tanpa membesar-besarkan simbol bahwa saya Islam?."

Klarifikasi soal tulisan Ahmad Raziqi pada sandal jepit saya adalah. Berangkat dari emperis yang sudah membuat saya cukup trauma terhadap keadaan sahabat-sahabat saya yang terbiasa menggunakan budaya ghosab itu hal yang lumrah, juga karena sering kali saya kehilangan sandal dalam acara-acara organisasi. Maka, saya memberikan menyuruh teman saya untuk menulis nama saya di sandal jepit saya agar tidak hilang untuk yang ketiga kalinya. Juga karena dinamika ekonomi saya yang elastis tambah kebawah saya dituntut untuk selalu menjaga harta saya selama ditanah rantau. Artinya hal seperti sandalpun saya perlu untuk berhemat dan menjaganya agar tidak terus menerus beli dan membeli. Kejadian seperti tadi buat saya tidak ragu mengkritik kebiasaan buruk sahabat-sahabat saya yang membudayakan ghozab itu seperti hal lumrah bahwa hal itu salah dan saya rasa lebih buruk dari pada kera yang suka mencuri pisang sesama keranya. Dan menunggu jawaban pasti tentang pertanyaan saya diatas tadi agar saya dituntun kepada kebenaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun