Saya hidup di malang kurang lebih sudah Tiga setengah tahun, bergerilya mencari pengetahuan juga memperdalam khazanah keilmuan strata satu di kampus Islam negeri daerah jln. gajayana kec.sumbersari.Â
Seperti  mahasiswa pada umumnya Satu menjadi mahasiswa baru saya belum terlalu open dengan mahasiswa yang berlabel apapun. KUPU-KUPU (kuliah pulang kuliah pulang),KURA-KURA (kuliah rapat kuliah rapat),Organisatoris, Apatis, Hedonis, Agamis dan is-is juga akronim nama hewan yang lainnya.
Setahun setelah jadi mahasiswa baru cerita sudah beda lagi, saya mulai betah dan Istiqomah nongkrong di berbagai warung kopi, mulai yang kelas Teri maupun kelas Kakap. Tidak di pungkiri label-label yang tertulis di atas juga di amanatkan ke pundak saya ataupun alasan lain yang sulit di ungkapkan dengan kata-kata.
Jika ngopi di warung kopi di anggap tempat paling diplomatis, romantis serta merakyat saya kurang sreg dan tidak sependapat, pasalnya perkelahian sering terjadi di warung kopi karena masalah sepele, banyak dua sejoli saling memadu kasih yang tiba-tiba saling tampar menampar juga terjadi, banyak juga warung kopi yang belum bisa di jangkau pundi-pundi kocek rakyat kelas bawah.
Beberapa alasan di atas memantik saya menulis ocehan murahan ini. Apakah ngopi tergolong hobi atau bahkan tradisi?.