Mohon tunggu...
Ahmad Muttaqillah
Ahmad Muttaqillah Mohon Tunggu... Mari bina perstuan dan kesatuan

Membaca dan menulis merupakan upaya mencerdaskan dan awet muda

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Syariah: Jalan Hidup yang Menghadirkan Rahmat

26 Agustus 2025   07:14 Diperbarui: 26 Agustus 2025   07:55 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Menggali Syariah dari Sumbernya: Ahmad Muttaqillah

Ketika mendengar kata syariah, sebagian orang langsung terbayang pada hukum-hukum fiqih yang kaku. Padahal, jika kita telusuri, syariah memiliki makna yang jauh lebih luas. Secara bahasa, syar'ah berarti jalan menuju sumber air. Dalam masyarakat Arab kuno, sumber air adalah simbol kehidupan. Maka, syariah adalah jalan hidup yang membawa manusia kepada keberkahan dan kebahagiaan.

Secara istilah, syariah Islam mencakup seluruh aturan Allah SWT yang diturunkan melalui Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad . Ia meliputi ibadah, muamalah, akhlak, hukum, hingga sistem sosial. Dengan kata lain, syariah adalah panduan hidup komprehensif, bukan hanya sekadar aturan ibadah formal.

Sumber Hukum Syariah

Syariah memiliki dua sumber utama: Al-Qur'an dan Sunnah Nabi . Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya: "Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) berada di atas suatu syariat (aturan) dari urusan agama itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah engkau ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui." (QS. Al-Jatsiyah: 18).

Rasulullah pun bersabda: "Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat selama berpegang pada keduanya: Kitab Allah dan Sunnahku." (HR. Malik, al-Muwatta').

Selain itu, ada pula sumber tambahan seperti ijma' (kesepakatan ulama), qiyas (analogi hukum), serta metode istinbat seperti istihsan, maslahah mursalah, 'urf, dan sadd al-dzar'ah. Sumber-sumber ini membuktikan bahwa syariah bersifat dinamis, mampu menjawab tantangan zaman.

Tujuan Syariah

Para ulama menyebutkan bahwa syariah Islam bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan manusia (jalb al-mali) dan mencegah kerusakan (dar' al-mafsid). Tujuan ini dikenal dengan istilah maqid al-syar'ah.

Imam al-Ghazali dan asy-Syathibi merumuskan lima tujuan pokok (al-daruriyat al-khamsah):

  1. Hifzal-Din ( menjaga agama)
  2. Hifzal-Nafs (menjaga jiwa). Allah berfirman: "Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah, kecuali dengan alasan yang benar." -- QS. Al-Isr': 33).
  3. Hifzal-'Aql ( menjaga akal). Rasulullah bersabda: "Setiap yang memabukkan adalah haram." (HR. Muslim).
  4. Hifzal-Nasl (menjaga keturunan)
  5. Hifzal-Mal (menjaga harta)

Kelima tujuan ini menegaskan bahwa syariah tidak dimaksudkan untuk membebani, melainkan untuk menjaga martabat manusia.

Syariah Sebagai Rahmat

Jika ditelaah, syariah Islam sejatinya adalah manifestasi dari misi besar Nabi Muhammad sebagai rahmatan lil-'lamn. Syariah menekankan keadilan, keseimbangan, dan kemaslahatan bagi manusia serta lingkungan.

Dalam konteks modern, syariah dapat diaktualisasikan sebagai prinsip etika sosial dan hukum yang menjawab problematika kontemporer: keadilan ekonomi, perlindungan hak asasi manusia, pengelolaan lingkungan, hingga tata kelola pemerintahan yang bersih.

Penutup

Syariah Islam adalah jalan hidup yang diturunkan Allah SWT untuk membimbing manusia menuju kebaikan. Ia bersifat menyeluruh, fleksibel, dan berorientasi pada kemaslahatan. Dengan memahami syariah secara utuh, umat Islam dapat menyadari bahwa syariah adalah rahmat, bukan beban; solusi, bukan masalah.

Maka, sudah seharusnya syariah dipahami, diamalkan, dan dikontekstualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, umat Islam dapat menghadirkan wajah Islam yang damai, adil, dan membawa kesejahteraan bagi seluruh umat manusia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun