Mohon tunggu...
Ahmad Jauhaari
Ahmad Jauhaari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Malang

Mahasiswa 2021 Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengenai Bagaimana Agama Buddha dan Meditasi

3 Juni 2022   05:48 Diperbarui: 3 Juni 2022   05:52 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan meditasi di sini seseorang bisa merenungkan dosa-dosanya, merenungkan hal-hal buruk yang ada dalam dirinya juga serta merenungkan kehidupan akan seseorang tersebut. Apa aja sih yang dilakukan saat bermeditasi? 

Beliau menjelaskan bahwasanya meditasi dilakukan dengan cara duduk seharian, kemudian berjalan tanpa berbicara sedikitpun baik itu saat makan atau saat minum, saat beraktivitas dan jikalau mereka berbicara, meditasi ini akan dianggap sia-sia. Mereka hanya boleh berbicara kepada instruktur meditasinya saja. 

Dengan meditasi hati orang tersebut akan tahu bahwa sebentar lagi dia akan tua, akan sakit, dan mati. Dan yang perlu disiapkan yakni beramal baik dan selalu menjadi orang yang baik. Agama Buddha sangat menganjurkan meditasi saat seseorang ingin membersihkan kotoran batin di hati mereka. 

Akan tetapi, sering tidaknya seseorang melakukan meditasi itu tergantung pada kebutuhan pribadi masing-masing. Terkadang bisa seminggu sekali atau lebih sering dari itu. Tapi, bagi orang yang mengerti bahwa meditasi itu sangatlah penting, dilakukan sepanjang masa. 

Untuk masa waktu meditasi biasanya sekitar 1 minggu, 2 minggu bahkan hingga 2 bulan. Semakin seseorang bermeditasi maka dia akan semakin mengerti bahwa hakikat hidup Ya seperti yang sudah disebutkan tadi dan juga ia akan makin bersih hatinya.

 Saat proses meditasi pun akan dilakukan interview pada setiap harinya. Meditasi biasanya mulai dilakukan dari pukul 03.00 pagi hingga pukul 21.00 malam kemudian barulah seseorang tersebut istirahat.

Di Vihara Dhammadippa Arama selain sebagai tempat peribadatan masyarakat beragama Buddha, di sini juga terdapat pondok pesantren khusus umat beragama Buddha yang dihuni oleh 100 orang lebih baik lagi maupun perempuan. 

Semua murid yang belajar di vihara ini semuanya di gundul tanpa terkecuali dengan sesuai peraturan yang ada. Biksu mengatakan bahwasanya alis pun ikut di gundul. 

Dengan melakukan pencukuran rambut hingga alis hal tersebut dimaksudkan untuk mengajari para murid bahwasanya sebenarnya tubuh manusia itu kotor. 

Beliau menegaskan bahwa inilah resiko hidup karena sudah lahir, sakit, tua kemudian mati. Beliau menegaskan juga bahwasanya jika seseorang sudah membersihkan hatinya dan sudah memiliki banyak amal baik maka mati kapan saja juga oke karena mereka meyakini bahwasanya apabila banyak amal baik yang sudah kita lakukan dan kita tulus maka kita akan lahir di alam yang bahagia.

Di Vihara ini santri maupun santriwati wajib memakai pakaian orang Budha pada umumnya. Biksu menjelaskan bahwasanya mereka hanya boleh memiliki dua lembar pakaian saja. Satu untuk dipakai dan satunya lagi untuk dicuci. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun