Mohon tunggu...
Ahmad Ihsan
Ahmad Ihsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Palangka Raya

Dosen Pengampu: Puput Iswandyah Raysharie, S., ME. Mata Kuliah: Analisis Investasi & Portofolio

Selanjutnya

Tutup

Financial

Korelasi antara Risiko dan Return (Imbal Hasil) dalam Berinvestasi

8 April 2023   19:05 Diperbarui: 8 April 2023   19:26 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Nama: Mita Nur Safira
NIM: 2014140185

Prodi: Akuntansi Syariah (6C)

Apakah Kamu tahu hubungan antara hasil dan risiko dalam investasi? Mengapa keduanya saling terkait? Memahami hubungan antara pengembalian hasil dan risiko dalam investasi akan membantu Kamu membuat keputusan investasi yang lebih baik.

Ada beberapa kelas aset, termasuk obligasi, emas, dan saham. Ketika memiliki aset-aset ini, penting untuk memahami cara membedakannya dalam hal return dan risiko. Hal ini akan membantu Kamu lebih mudah menyesuaikan tujuan dan proses investasi Kamu.

APA SIH RETURN, DAN APA SIH ITU RISIKO?

Return dan risiko terkait erat karena penilaian investasi adalah kompromi antara keduanya. Return dan risiko berhubungan positif, yaitu semakin besar risiko, semakin besar pula return yang harus dikompensasikan.


Di sisi lain, return adalah uang yang diperoleh atau hilang sebagai hasil dari aktivitas investasi selama periode waktu tertentu. Secara sederhana, return adalah pengembalian yang diterima investor sehubungan dengan dana yang mereka investasikan.

Return dapat dinyatakan dalam bentuk nominal, seperti uang yang diperoleh atau hilang, yang tercermin dalam perubahan nilai mata uang selama periode waktu tertentu. Namun, pengembalian juga dapat dinyatakan sebagai persentase, dihitung sebagai rasio pendapatan terhadap 'modal awal' investasi.

Dengan demikian, risiko adalah probabilitas kerugian dari aktivitas investasi yang mungkin dihadapi investor. Dengan adanya risiko ini, investor tentu saja dapat kehilangan sebagian atau seluruh modal investasinya. Namun, di balik risiko investasi, terdapat potensi keuntungan yang dapat dipetik di masa depan. Semakin tinggi risikonya, maka semakin besar pula keuntungannya. Sebaliknya, semakin rendah risikonya, semakin rendah pula potensi keuntungannya.

Komponen-Komponen Return

Return terdiri dari 2 komponen utama, yaitu:

Yield

Return, dalam istilah ekonomi, diakui sebagai tingkat pengembalian aset dari investasi yang dicapai selama periode waktu tertentu. Dengan kata lain, ini adalah faktor yang mencerminkan arus kas reguler atau laba atas investasi yang dilakukan oleh investor. Pengembalian dinyatakan sebagai nol (0) atau positif (+). Jumlah yang diperoleh biasanya tidak pasti dan dinyatakan dalam persentase (%), oleh karena itu disebut 'tingkat pengembalian'.

Capital gain

Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor dari selisih antara harga jual dan harga beli saat menjual saham. Dengan kata lain, istilah ini adalah komponen kerugian atau keuntungan yang direalisasikan oleh investor setelah penjualan aset. Capital gain dapat dinyatakan sebagai angka positif (+), nol (0), atau negatif (-).

Return dan Risiko: Apa Sih Hubungannya?

Diversifikasi portofolio juga berarti menggabungkan berbagai instrumen investasi yang berbeda untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Jadi, apa kombinasi investasi yang tepat? Biasanya dua faktor yang paling berpengaruh adalah kinerja dan risiko. Kinerja adalah nilai uang yang diharapkan yang dapat diperoleh dari suatu investasi.

Risiko, di sisi lain, adalah kemungkinan bahwa hasil aktual akan berbeda dari hasil yang diharapkan, begitu juga dengan jumlah uang yang diinvestasikan. Dengan kata lain, risiko adalah tingkat volatilitas yang terkait dengan investasi. Dengan kata lain, return dan risiko terkait erat karena ada hubungan linier atau satu arah: semakin tinggi return, semakin tinggi pula risiko yang harus ditanggung investor. Investor juga harus memperhatikan kedua aspek ini ketika membuat keputusan investasi dan menggunakannya sebagai dasar keputusan mereka.

Contoh Return dan Risiko

Kamu memberi pacar kamu Rp. 200.000 dan dalam setahun dia akan mengembalikan Rp. 210.000. Hasil yang Kamu harapkan adalah Rp. 10.000. Jika Kamu yakin bahwa pacar Kamu akan mengembalikan Rp. 210.000, maka ini adalah investasi dengan risiko rendah (tergantung seberapa besar Kamu mempercayai teman Kamu). 

Tetapi bagaimana jika teman Kamu memulai bisnis dengan uang ini dan pengembalian Rp 250.000 jika bisnis tersebut menghasilkan keuntungan. Sejalan dengan kenaikan tingkat return atau pengembalian, tingkat risikonya juga menjadi lebih tinggi. Kamu mengharapkan pendapatan yang lebih tinggi  antara Rp 50.000 dibandingkan Rp 10.000, tetapi jika bisnis gagal, Kamu akhirnya tidak mendapatkan apa-apa, yang merupakan perbedaan besar.

Adapun contoh lain yang agak rumit seperti pada investasi saham. Saham memiliki risiko dan hasil yang tinggi. Risiko saham muncul dari fluktuasi harga saham yang tidak menentu dan dapat bergantung pada banyak faktor, termasuk kondisi ekonomi, politik, dan perusahaan itu sendiri. Sebaliknya, imbal hasil saham dapat berasal dari kenaikan harga saham dan dividen yang dibagikan perusahaan. Contoh saham risk and return adalah perusahaan teknologi seperti Apple, di mana risikonya tinggi karena volatilitas harga saham, namun imbal hasil yang tinggi dapat berasal dari kenaikan harga saham dan dividen perusahaan. 

Jadi, dengan investasi apa pun selalu ada keuntungan dan risiko.

Jenis - Jenis Kelas Aset Utama

Dalam mengelola portofolio investasi, kamu akan dihadapkan dengan berbagai pilihan asset className (kelas aset). Apakah itu kelas aset?

Kelas aset adalah pengelompokan investasi dengan karakteristik serupa yang tunduk pada hukum dan peraturan yang sama. Penunjukan kelas aset Terdiri dari instrumen atau produk investasi dengan tren pasar yang serupa.

1. Ekuitas (saham): Saham adalah hak kepemilikan atas saham yang diterbitkan oleh perusahaan publik. Jenis investasi ini, yang juga dikenal sebagai ekuitas, mewakili kepemilikan sebuah perusahaan. Potensi return dari kelas aset ini dapat berasal dari kenaikan harga saham atau penerimaan dividen.

2. Pendapatan Tetap (Obligasi): Investasi obligasi adalah investasi yang menghasilkan pendapatan dalam bentuk bunga/kupon. Investasi mirip utang Misalnya, jika Kamu membeli obligasi, Kamu meminjamkannya kepada perusahaan (atau pemerintah) dan menerima pendapatan dalam bentuk bunga. Hal yang sama berlaku untuk modal awal, yang dilunasi pada akhir jangka waktu tertentu. Investasi ini umumnya dianggap lebih berisiko daripada investasi saham atau kelas aset lainnya.

3. Investasi Alternatif: Kategori ini mencakup investasi real estat, emas, dan komoditas. Kelas aset ini mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi daripada obligasi dan saham. Namun, return yang diharapkan memiliki pola dan tren yang berbeda dari obligasi dan saham. Hal ini membuat kelas aset ini menjadi pilihan yang baik untuk diversifikasi.

4. Kas: Ya Betul! uang tunai. Tetapi dalam kelas aset, Kas juga mencakup investasi jangka pendek dan sangat likuid (kekayaan atau aset yang dimiliki perusahaan atau individu yang dapat dengan mudah dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu singkat). Contohnya, deposito jangka pendek di bank, karena mudah dicairkan.

6. Money market dengan uang tunai (cash equivalents): Setara kas adalah kelompok aset perusahaan yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang. Ini bisa sangat berguna saat digunakan dalam situasi keuangan yang sulit atau tidak stabil. Keuntungan dari pasar uang adalah likuiditasnya. Dana/ekuitas yang disimpan dalam bentuk kas atau setara kas dapat tersedia setiap saat.

7. Real estate (aset berwujud lainnya): Real estate adalah istilah dalam bahasa Inggris. Real estate berarti properti berupa tanah atau bangunan. Dalam bahasa Indonesia, real estat ditulis sebagai real estat atau tanah yasan. Real estat dan berbagai aset fisik dianggap sebagai kelas aset yang memberikan perlindungan terhadap inflasi. Berdasarkan sifatnya, aset-aset ini dianggap sebagai aset yang 'lebih berwujud'. Dalam hal ini, aset-aset ini berbeda dengan aset-aset yang hanya ada dalam bentuk instrumen keuangan, seperti investasi dalam derivatif.

8. Futures (investasi berjangka) dan derivatif keuangan lainnya: Futures adalah kontrak untuk pembelian atau penjualan aset acuan di masa depan (seperti indeks, saham, atau obligasi). Kelas aset ini mencakup kontrak berjangka, pasar valuta asing, opsi, dan derivatif keuangan lainnya. 

Derivatif adalah instrumen keuangan yang didasarkan pada atau diturunkan dari aset yang mendasarinya. Contohnya, opsi ekuitas adalah derivatif ekuitas. Opsi saham adalah kontrak yang memberikan hak kepada karyawan suatu perusahaan untuk membeli saham perusahaan tersebut dengan harga tertentu untuk jangka waktu tertentu. Umumnya, opsi saham ditawarkan dengan harga yang lebih rendah dari harga saham di bursa saham.

Saham dapat dikategorikan menjadi saham domestik dan asing, saham start-up dan multinasional, berdasarkan nilai atau pertumbuhannya, dsb. Demikian pula, kelas aset lainnya juga dapat dibagi menjadi sub-kategori tertentu.

Seperti yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan juga bahwa hubungan antara risiko dan return yang diharapkan adalah satu arah dan linier. Dengan kata lain, semakin tinggi risiko suatu aset, semakin tinggi pula ekspektasi return aset tersebut dan sebaliknya. Dan dengan memahami hubungan antara return dan risiko dalam berinvestasi, tentu saja akan membuat keputusan investasi menjadi lebih mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun