Mohon tunggu...
Ahmad Gufron
Ahmad Gufron Mohon Tunggu... peneliti madya

menulis dan analisa politik, ekonomi dan pertanian, hukum agama islam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dosa yang terasa seperti hobi, ketika sakit hati muncul penjarahan dan perusakan, akhaluqul karima mulai luntur

16 September 2025   12:51 Diperbarui: 16 September 2025   12:51 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Demontrasi  memang sah dan menjadi saluran aspirasi demokrasi. Namun, ketika emosi mengambil alih tidak takut akan azab, beberapa individu terdorong melakukan perusakan bahkan penjarahan bukan sebagai bentuk perlawanan rasional, tetapi reaksi emosional penuh impuls. Mengapa rasa takut dosa tampak hilang di hati pendemo di kota kota seindonesia ? Mengapa tindakan destruktif ini terasa seperti hobi saat hati terluka?. Apa karena dosa : dianggap ados gak krasa, Berikut penjelasan berdasar riset psikologi dan sosiologi:

1. Deindividuasi dan Anonimitas Kerumunan

Dalam psikologi sosial, konsep deindividuasi  sangat menjelaskan bagaimana identitas pribadi menyatu dalam kerumunan, menciptakan perilaku antinormative termasuk perusakan dan penjaraha tidak berakhlaq sesuai budaya indonesia. Saat individu merasa anonim, rasa tanggung jawab menyusut, dan mereka melakukan hal-hal yang biasanya tidak dilakukan. Kondisi ini diperparah oleh efek "oli emosional" ketika hukum sosial tidak lagi menjadi sandaran individu.

2. Identitas & Norma yang Baru dari Kerumunan

Menurut Social Identity Model (SIM) oleh Steve Reicher, perilaku massa terbentuk bukan karena hilangnya kendali (empati yang luluh), melainkan munculnya identitas kelompok entah damai atau destruktif  yang membentuk norma-norma baru yang tidak bermoral dalam kerumunan. Dalam peristiwa kerusuhan, norma kekerasan ( hasutan syetan) bisa menjadi bingkai baru yang menggeser moral individu, sehingga perusakan tampak sebagai "legitimasi" bertindak.Karena rasa malu yang hilang secara kelompok. Hanya gengsi  dan sok jago kalau Bersama sama.

3. Euforia Kekuasaan dan Pelampiasan Psikologis

Penjarahan bukan sekadar kebutuhan ekonomi, tetapi saluran pelampiasan emosi balas dendam yang kurang moral, sebagai simbolis terhadap sistem yang dianggap menindas. Teori kontemporer menyatakan bahwa dalam beberapa kasus kerumunan terutama dalam konteks ketidakadilan structural perusakan dan penjarahan bisa dipersepsikan sebagai aksi resistensi eksistensial, memberi rasa harga diri atau kekuasaan sementara. Tidak melihat bahwa itu uang rakyat yang terkumpulkan .

4. Kontagion Emosional dan Efek "Penyakit Sosial"

Studi pada kerusuhan Prancis 2005 menampilkan pola seperti gelombang epidemi, di mana ketegangan sosial merambat spatial dan temporal melalui media dan interaksi lokal. Ketika emosi negatif menyebar dalam kerumunan, aksi destruktif seperti penjarahan bisa menular, menciptakan efek domino  hampir seperti kebusukan psikologis yang menyebar dari satu orang ke orang lain.Kalau dalam surat al Baqarah ayat 10, hatinya berpenyakit di ingatkan tidak akan sadar sadar malah di marahi yang ingatkan.

5. Faktor Struktural: Ketidakadilan dan Frustrasi Sosial

Analisis kerusuhan Inggris 2011 oleh LSE menemukan bahwa kombinasi opportunisme, rasa ketidakadilan sosial, kemiskinan, dan frustrasi atas praktik kepolisian memicu eskalasi kerusuhan. Artinya, dorongan merusak ini bukan sekadar "hobi", tetapi hasil dari akumulasi rasa sakit dan terkucilkan yang menemukan saluran letup secara kolektif.padahal kalau di ingatkan dengan datang secara kompak dan sesuai prosedur akan membuat orang merubah sikapnya atau arogan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun