Mohon tunggu...
Ahmad Gifari
Ahmad Gifari Mohon Tunggu... mahasiswa

hobi saya bersholawat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

pengindraan jauh:pengertian,komponen,dan,manfaat

11 Oktober 2025   19:04 Diperbarui: 11 Oktober 2025   19:33 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.dbs.com/spark/index/id_id/site/articles/livemorekind/2019-sumber-energi-terbarukan-ini-tersedia-melimpah-di-indonesia-bukan-cuma-sinar-mat

https://www.dbs.com/spark/index/id_id/site/articles/livemorekind/2019-sumber-energi-terbarukan-ini-tersedia-melimpah-di-indonesia-bukan-cuma-sinar-mat
https://www.dbs.com/spark/index/id_id/site/articles/livemorekind/2019-sumber-energi-terbarukan-ini-tersedia-melimpah-di-indonesia-bukan-cuma-sinar-mat
https://manfaat.co.id/manfaat-atmosfer-bagi-kehidupan-di-bumi
https://manfaat.co.id/manfaat-atmosfer-bagi-kehidupan-di-bumi

https://uftoriwasit.blogspot.com/2016/11/interpretasi-visual-pada-berbagai-jenis.html
https://uftoriwasit.blogspot.com/2016/11/interpretasi-visual-pada-berbagai-jenis.html

1. Pendahuluan

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan besar dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang geografi. Salah satu teknologi yang sangat berperan penting dalam pemetaan dan analisis permukaan bumi adalah penginderaan jauh (remote sensing). Melalui penginderaan jauh, manusia dapat memperoleh informasi tentang kondisi permukaan bumi tanpa harus melakukan pengamatan langsung di lapangan. Hal ini sangat membantu terutama untuk wilayah yang sulit dijangkau atau luas, seperti daerah hutan tropis, pegunungan, lautan, maupun daerah kutub.

Secara umum, penginderaan jauh merupakan teknik untuk memperoleh data dan informasi mengenai objek atau fenomena di permukaan bumi melalui analisis data yang direkam oleh sensor pada wahana seperti satelit, pesawat terbang, maupun drone. Teknologi ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kajian geospasial, karena hasilnya sering digunakan bersama dengan data Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk analisis spasial yang lebih mendalam.

2. Pengertian Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh berasal dari dua kata, yaitu "penginderaan" yang berarti proses mendeteksi atau mengamati, dan "jauh" yang berarti dilakukan dari jarak tertentu tanpa kontak langsung dengan objek. Secara ilmiah, penginderaan jauh didefinisikan sebagai ilmu, seni, dan teknologi untuk memperoleh informasi mengenai suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dari alat (sensor) tanpa kontak langsung dengan objek yang dikaji.

Menurut Lillesand dan Kiefer (1990), penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, area, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dari alat yang tidak berhubungan langsung dengan objek tersebut. Sementara menurut Curran (1985), penginderaan jauh merupakan ilmu untuk memperoleh informasi tentang permukaan bumi dengan merekam, menganalisis, dan menafsirkan citra yang diperoleh dari sensor pada ketinggian tertentu.

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penginderaan jauh merupakan gabungan antara teknologi, ilmu fisika, dan analisis geospasial yang bertujuan untuk mengenali karakteristik objek di permukaan bumi dari jarak jauh.

3. Komponen Sistem Penginderaan Jauh

Sebuah sistem penginderaan jauh bekerja melalui beberapa komponen yang saling terintegrasi. Adapun komponen utama dalam sistem penginderaan jauh antara lain:

  1. Sumber Energi
    Merupakan elemen yang sangat penting dalam penginderaan jauh. Energi elektromagnetik biasanya berasal dari sinar matahari (sumber alami) atau pancaran buatan dari alat seperti radar dan LiDAR (sumber buatan).

  2. Atmosfer

    Secara umum, atmosfer adalah lapisan gas yang menyelimuti bumi dan berperan sebagai pelindung dari radiasi berlebihan yang dipancarkan matahari. Dalam konteks penginderaan jauh, atmosfer diartikan sebagai lapisan media yang dilalui energi elektromagnetik antara sumber energi dan sensor.

    Atmosfer terdiri atas berbagai gas seperti nitrogen (N), oksigen (O), karbon dioksida (CO), serta unsur lain seperti ozon (O), uap air (HO), dan debu aerosol. Kandungan dan ketebalan lapisan atmosfer akan memengaruhi propagasi (perambatan) energi elektromagnetik yang digunakan dalam perekaman citra satelit.

  3. Objek atau Target di Permukaan Bumi

    Secara umum, objek (target) dalam penginderaan jauh adalah setiap fitur fisik di permukaan bumi yang memantulkan atau memancarkan energi elektromagnetik ke arah sensor.
    Objek ini dapat berupa elemen alami seperti vegetasi, tanah, air, batuan, awan, atau salju; maupun buatan manusia seperti bangunan, jalan raya, jembatan, dan lahan pertanian.

    Setiap objek memiliki sifat spektral yang berbeda, sehingga dapat dikenali dan dibedakan pada citra satelit atau citra udara berdasarkan pola pantulan (reflektansi) atau pancaran energi yang diterimanya dari sumber energi (misalnya sinar matahari).
    Perbedaan karakteristik inilah yang menjadi dasar interpretasi citra dalam penginderaan jauh.

  4. Sensor dan Wahana

    Sensor adalah alat atau instrumen yang berfungsi untuk mendeteksi, merekam, dan mengubah energi elektromagnetik menjadi sinyal digital yang dapat diolah menjadi citra. Sensor dapat mendeteksi energi pantulan (reflected energy) maupun pancaran (emitted energy) dari suatu objek tergantung pada jenis sistem penginderaannya (aktif atau pasif).

    Secara fisik, sensor berisi detektor yang peka terhadap panjang gelombang tertentu dalam spektrum elektromagnetik, seperti cahaya tampak, inframerah, atau gelombang mikro. Sensor inilah yang menentukan kualitas, resolusi, dan jenis informasi yang dapat diperoleh dari citra penginderaan jauh.

    Sistem Penerima dan Pengolahan Data

  5. Secara sederhana, sistem penerima dan pengolahan data adalah rangkaian perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang berfungsi untuk menerima, menyimpan, mengoreksi, dan menginterpretasikan data hasil rekaman sensor.
    Fungsi utamanya adalah mengubah data mentah (raw data) menjadi data siap pakai (information-ready data) dalam bentuk citra satelit atau peta tematik.

    Dalam konteks penginderaan jauh satelit, data dari sensor dikirim ke stasiun bumi (ground receiving station) melalui gelombang radio atau sistem komunikasi satelit. Setelah diterima, data tersebut diolah menggunakan perangkat komputer canggih dengan algoritma tertentu agar dapat ditampilkan sebagai citra digital.

    Pengguna (User)

  6. Komponen pengguna (user) merupakan tahapan terakhir dalam sistem penginderaan jauh, yaitu pihak yang memanfaatkan hasil data dan informasi yang diperoleh dari proses perekaman, pengolahan, dan interpretasi citra satelit.

    Pengguna berperan penting karena merekalah yang menafsirkan, menganalisis, dan menerapkan informasi hasil penginderaan jauh sesuai dengan kebutuhan spesifik di berbagai bidang, seperti perencanaan wilayah, pertanian, kehutanan, kelautan, kebencanaan, dan sebagainya.

    Dengan kata lain, pengguna adalah penentu arah dan tujuan penggunaan data penginderaan jauh, sehingga hasil teknologi ini benar-benar bermanfaat dalam mendukung pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan.

4. Jenis-Jenis Penginderaan Jauh

Berdasarkan sumber energinya, penginderaan jauh dapat dibedakan menjadi dua jenis utama:

  1. Penginderaan Jauh Pasif (Passive Remote Sensing)
    Sistem ini memanfaatkan sumber energi alami, yaitu sinar matahari. Sensor hanya merekam energi yang dipantulkan atau dipancarkan oleh objek. Contoh: citra Landsat, Sentinel, dan SPOT.

  2. Penginderaan Jauh Aktif (Active Remote Sensing)
    Sistem ini menggunakan sumber energi buatan yang dipancarkan oleh sensor ke permukaan bumi, kemudian energi pantulannya direkam kembali oleh sensor. Contoh: Radar (Synthetic Aperture Radar/SAR) dan LiDAR (Light Detection and Ranging).

5. Manfaat Penginderaan Jauh

Teknologi penginderaan jauh memiliki manfaat yang sangat luas dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Bidang Geografi dan Pemetaan
    Penginderaan jauh digunakan untuk pembuatan peta topografi, peta penggunaan lahan, dan peta tutupan lahan secara cepat dan akurat.

  2. Bidang Pertanian
    Memonitor pertumbuhan tanaman, mendeteksi tingkat kesuburan tanah, dan memprediksi hasil panen melalui analisis indeks vegetasi (seperti NDVI).

  3. Bidang Kehutanan
    Digunakan untuk memantau luas hutan, mendeteksi deforestasi, degradasi hutan, serta identifikasi kebakaran hutan.

  4. Bidang Kelautan dan Pesisir
    Untuk memantau suhu permukaan laut, arus laut, terumbu karang, dan perubahan garis pantai akibat abrasi.

  5. Bidang Perencanaan Wilayah dan Kota
    Membantu dalam pemantauan perkembangan wilayah perkotaan, penggunaan lahan, serta pengendalian tata ruang.

  6. Bidang Mitigasi dan Penanggulangan Bencana
    Berperan penting dalam deteksi dini bencana seperti banjir, longsor, kebakaran hutan, dan gempa bumi. Data penginderaan jauh dapat digunakan untuk analisis cepat wilayah terdampak.

  7. Bidang Lingkungan dan Klimatologi
    Memonitor perubahan iklim, polusi udara, dan kondisi atmosfer melalui analisis data jangka panjang dari satelit meteorologi.

6. Keunggulan dan Keterbatasan Penginderaan Jauh

Keunggulan:

  • Mampu mencakup wilayah yang sangat luas dalam waktu singkat.

  • Data dapat diperoleh secara periodik dan kontinu.

  • Tidak memerlukan kontak langsung dengan lokasi penelitian.

  • Dapat memantau perubahan dari waktu ke waktu (time series).

Keterbatasan:

  • Sensor optik sangat bergantung pada kondisi cuaca dan tutupan awan.

  • Proses interpretasi citra membutuhkan keahlian dan perangkat khusus.

  • Biaya pengolahan data dan citra resolusi tinggi bisa cukup mahal.

7. Peran Penginderaan Jauh dalam Kajian Geografi

Dalam disiplin ilmu geografi, penginderaan jauh memiliki peranan yang sangat besar sebagai alat analisis spasial. Melalui interpretasi citra satelit, para ahli geografi dapat mempelajari fenomena fisik maupun sosial di permukaan bumi secara lebih efisien. Contohnya, analisis perubahan tutupan lahan dari tahun ke tahun, identifikasi wilayah rawan bencana, hingga pemetaan potensi sumber daya alam.

Selain itu, penginderaan jauh juga menjadi dasar utama dalam pengembangan Sistem Informasi Geografis (SIG). Data hasil penginderaan jauh dapat diintegrasikan dengan data lapangan untuk menghasilkan analisis spasial yang lebih akurat dan komprehensif.

8. Kesimpulan

Penginderaan jauh merupakan teknologi penting dalam memperoleh informasi geospasial tentang permukaan bumi tanpa kontak langsung. Melalui sistem yang terdiri dari sumber energi, atmosfer, objek, sensor, pengolah data, dan pengguna, teknologi ini mampu memberikan gambaran menyeluruh mengenai kondisi alam dan lingkungan.

Dalam konteks ilmu geografi, penginderaan jauh berperan besar dalam pemetaan, pemantauan lingkungan, serta perencanaan wilayah dan mitigasi bencana. Di masa depan, dengan kemajuan teknologi satelit dan kecerdasan buatan (AI), penginderaan jauh diprediksi akan menjadi semakin akurat dan efisien dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan pengelolaan sumber daya alam yang lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun