**
Malam tiba, surga begitu ramai dengan bidadari-bidadari berseliweran. Nabi-nabi tengah berjalan-jalan. Ada yang bersantai dan menyantap buah anggur segar. Ada juga yang tengah menikmati khmer bersama para bidadari yang pahanya sebening kristal.
Tuhan sedang menikmati malam sambil membaca beberapa laporan pertanggungjawaban akhir tahun dari malaikat. Tahun ini, jumlah populasi surga menurun 2 persen dari tahun lalu. Tulis dalam catatan itu. Rupa-rupanya, makin kesini makin sukses saja setan-setan itu menggoda manusia. Pikir Tuhan. Sementara dalam laporan lain dari iblis, tercatat tren positif dalam kinerja mereka.
"Jual-beli agama. Hmmm.. Rupanya tahun-tahun ke depan populasi surga akan terus menysut" ujar Tuhan dalam hati sambil menutup laporan pertanggungjawaban akhir tahun tersebut.
Di tengah kesibukannya membaca laporan-laporan, Malaikat-Peniup-Sangkakala datang. Maksudnya jelas, sesuai hasil kesepakatan hari itu, malaikat menginginkan adanya audiensi terkait pemberian cuti pada malaikat di hari pelepasan Si Makhluk.
"Tumben kamu datang, kamu mau ngajuin akselerasi lagi buat niup terompetmu?" Tanya Tuhan.
"Tidak, Baginda. Cukup di 2012 saja saya ngajuinnya, ya meskipun Baginda menolak, waktu itu di bumi udah pada kocar-kacir sih. He-he-hee."
"Maaf, Baginda. Kedatangan hamba kemari pertama-tama dan paling utama adalah: Sesuai hasil rapat koordinasi dengan para malaikat, bahwa dengan pertimbangan akan adanya pelepasan Si Makhluk esok hari, para malaikat ingin mengajukan cuti. Asumsinya, kalau iblis dan setan saja cuti, kenapa malaikat tidak, Baginda. Karena para malaikat juga ingin melihat langsung bagaimana rupa makhluk yang sekian lama Baginda kurung itu." Jelasnya.
Tuhan hanya mengangguk tanda memahami maksud dari malaikat itu. Namun, melihat laporan yang ia baca barusan, ada sedikit kekawatiran bahwa jika malaikat cuti, bagaimana nasib populasi surga kedepannya.
"Begini, Baginda.." Malaikat-Peniup-Sangkakala coba menjelaskan. "Para iblis dan setan kan pada cuti esok hari. Nah, dengan begitu artinya tak akan ada kejahatan di bumi. Baginda tak perlu khawatir soal demikian. Semua akan beres, manusia-manusia di bumi akan tetap kondusif. Mereka akan menyembah Baginda sebagaimana mestinya."
Tuhan kembali mengangguk-angguk.