Mohon tunggu...
Ahmad Edi Prianto
Ahmad Edi Prianto Mohon Tunggu... Wiraswasta - 👨‍🎓 Social Welfare Science

Hanya individu biasa yang hidup ditengah lapisan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Morning Depression, Suasana Hati yang Memburuk di Pagi Hari

12 Mei 2023   19:57 Diperbarui: 16 Mei 2023   02:00 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi morning depression (Sumber gambar dari health.kompas.com)

Memang, depresi merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang paling umum di dunia ini. Seseorang yang menderita depresi akan merasa kehilangan semua harapannya dalam hidup, keadaan itu lantas menyebabkannya berada dalam kondisi emosional yang berkepanjangan dan tak kenal waktu.

Tidak perlu terlalu khawatir, gangguan depresi pagi mungkin akan datang secara tiba-tiba, namun gangguan tersebut tidak akan berjalan dalam waktu sepanjang hari. Depresi pagi akan menghilang atau memudar seiring berjalannya hari dan waktu, dimana rasa depresi tersebut akan berkurang bahkan lenyap di waktu siang, sore, dan malam harinya.

Meskipun banyak dialami oleh seseorang yang sudah memiliki awalan riwayat gangguan depresi, bukan berarti gangguan depresi pagi ini tidak bisa diderita oleh orang-orang normal lainnya. Hal ini dikarenakan bahwa meskipun orang normal tidak memiliki gangguan mental, namun mereka juga mengalami gejala yang mirip dengan gejala depresi pagi seperti kelelahan, kemalasan, dan sulit berkonsentrasi atau berpikir.

Jadi perlu diingat, orang tanpa depresi juga bisa mengalami perubahan suasana hati seperti gangguan depresi pagi. Meskipun berpeluang kecil, tapi hal itu tetap harus diwaspadai oleh semua orang dan semua kalangan. Tidak ada yang tidak mungkin, semua tergantung dengan pola hidup sehat seseorang. Kehidupan yang tidak sehat, bukan hanya berakibat fatal pada kesehatan fisik, melainkan juga kesehatan mental.

Antara Pengaruh Ritme Sirkadian dan Pengaruh Hormon

Tidur, tidak terlepas dari cara seseorang mengatur siklusnya untuk tidur dan bangun dalam kurun waktu 24 jam. Itulah Ritme Sirkadian, sebauh perjalanan jam internal tubuh yang mengikuti perubahan mental, perubahan fisik, dan perubahan perilaku seseorang dalam waktu seharian. Didalam ritme sirkadian, umumnya manusia akan bangun tidur ketika terdapat respon dengan situasi terang (pagi,siang,sore) dan akan kembali tidur pada saat terdapat respon dengan kondisi gelap (malam).

Ritme tersebut sangat mempengaruhi pola tidur sebagian manusia, sehingga manusia memiliki jam-jam tidur tertentu yang didalam waktu tersebut tidak diisi dengan aktivitas-aktivitas yang mengganggunya. Ya, kebanyakan manusia akan mengisi aktivitasnya di pagi hingga sore hari dan akan beristirahat di malam hari hingga menjelang pagi hari.

Namun, hal itu berbeda dengan seseorang yang menderita gangguan depresi pagi atau morning depression. Jika  gangguan depresinya sedang kambuh, penderita depresi pagi akan berada dalam situasi buruk. Dimana seseorang akan merasakan gangguan tidur, yang akan sangat mempengaruhi kualitas tidurnya.

Jika kualitas tidurnya terganggu, otomatis siklus tidurnya atau ritme sirkadian juga akan terganggu. Akibatnya, pola tidur seseorang akan mengalami kekacauan. Sehingga hal itu menyebabkan istirahat tubuh dan otak merasa terhambat, dan hal itu cenderung membuat gejala-gejala depresi lain timbul.

Hal itu akan diperparah jika gejala depresi pagi tersebut menimbulkan perubahan suasana hati yang terjadi secara drastis (mood swing), suatu perubahan emosi yang terjadi dalam waktu tiba-tiba dengan intensitas yang sangat tinggi dan sering. Jadi jika tidak ingin mengalami gangguan depresi pagi, kurangi dan hindari situasi yang menyebabkan pola tidur yang sudah sesuai dengan ritme sirkadian terganggu.

Selain itu, depresi pagi juga bisa dipengaruhi oleh hormon pemicu stress. Hormon Kortisol namanya, sebuah hormon streoid yang dilepaskan oleh tubuh ke dalam darah sebagai suatu respon terhadap stress. Hormon ini dibentuk sebagai usaha tubuh untuk mempersiapkan diri melawan sebuah ancaman, khususnya ancaman stress. Dalam kerjanya, hormon ini akan mempengaruhi detak jantung hingga tekanan darah seseorang.

Apakah hormon kortisol adalah hormon negatif atau buruk? Tentu tidak, di beberapa situasi tubuh justru memerlukan hormon tersebut. Hal itu dikarenakan bahwa hormon kortisol dapat menciptakan banyak energi pada tubuh manusia, yang dapat membuat seseorang merasa terjaga dalam menjalankan suatu aktivitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun