Mohon tunggu...
Ahmad Yusuf
Ahmad Yusuf Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Kuli tinta Harian Pagi RADAR BANGKA (Jawa Pos Group) Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @Borneomucil,@Ahmad Yusuf FB Ahmad Yusuf Ariffien

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cintaku di Senyiur

7 Juli 2017   00:19 Diperbarui: 7 Juli 2017   03:26 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Malam, selamat bobo ya", jawab Diana. Seketika suasana jadi agak kikuk seolah mereka harus melakukan sesuatu tapi tak bisa dilakukan...

"Malam pak, bu", suara cliening servis yang permisi lewat memecah keheningan.

"Daaah" Diana hadap kanan menuju kamar.

"Dadaaah", Tommy hadap kiri maju jalan menuju kamar.

Didalam kamar masing-masing mereka saling tertawa sendiri mengingat kejadian tadi dan lucunya mereka saling akrab satu sama lain. Ada satu perasaan dosa yang tersimpan dalam hati Tommy karena dalam obrolan tadi ada kebohongan kecil atau kesombongan yang dia tujukan kepada Diana. Tangan Tommy hampir saja memencet nomor hp Diana untuk minta maaf. Di kamar 128 Diana masih terbelalak memikirkan Tommy dan sesekali memandang hp mengharap Tommy menelponya. Tapi semua tak terjadi merekapun ahirnya terlelap dalam mimpi masing-masing.

Tepat jam 10.30 WIB Tommy dan Diana bertemu di loby

" Kok kamu pake batik hitam juga, ngintip ya?" goda Diana pada Tommy.

Tanpa menjawab Tommy menunduk memperhatikan Warna batik corak hitam gaun yang dikenakan Diana. " Kok sama ya? " pikirnya heran.

Merekapun jalan berdampingan menuju ball room Novotel tempat acara berlangsung. Semua tamu undangan pasti menyangka mereka adalah pasangan suami istri. Diana usianya 24, Tommy menjelang 30, wajah ada kemiripan sedikit, pakaian serasi. Persis suami istri. Lagu " Cinta " yang dipopulerkan Dewa 19 mengalun sesekali keluar lewat bibir Diana yang mengikuti penyanyi band dipanggung. Acara pernikahan ini terbilang mewah. 

Tapi Mereka ingin cepat pergi entah kemana. Kepingin bercanda berdua saja diluar sana. Ingin rasanya pergi menyelinap sayangnya tak mungkin soalnya boss besar ada didepan seolah mengawasi mereka. Tepat jam 13.00 WIB dan sempat sedikit makan mereka pamit meninggalkan pesta. Diluar gedung mereka sempat bikin janji untuk pergi bareng mencari oleh-oleh buat dibawa pulang. Seperti biasa mereka kekamar masing-masing menyiapkan segala keperluan sekaligus ganti baju dan ketemuan lagi di loby. Sekali lagi atas dasar informasi dari security hotel mereka pergi ke tempat pusat jajan bernama.... di Bangka ini.

Perjalanan memakan waktu...Diana membeli beberapa tas etnik Bangka dan makanan khas titipan Ahmad. Sementara Tommy bingung mau beli apa ahirnya dia beli sarung songket untuk mama tersayangnya. Diana nampak bahagia begitu juga Tommy. Mereka terlihat lebih banyak bercanda dari pada mencari oleh-oleh. Sesekali Diana menarik lengan Tommy, sesekali Tommy mengucak-ucak poni Diana. Siang itu tak ada lagi cerita sedih seperti malam itu. Ini hari terahir mereka bertemu semua harus bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun