Mohon tunggu...
Ahmad Yusuf
Ahmad Yusuf Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Kuli tinta Mediaqu.id Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @Borneomucil,@Ahmad Yusuf FB Ahmad Yusuf

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cintaku di Senyiur

7 Juli 2017   00:19 Diperbarui: 7 Juli 2017   03:26 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

SENYIUR....Disinilah cowok super sibuk Tommy bekerja. Permohonan cuti sudah diserahkan tapi belum juga ada tanggapan padahal Tommy ingin sekali pulang ke Jokjakarta untuk jumpa ibu dan adik tercintanya. Dari kejauhan sang manager (pimpinan) datang menghampiri Tommy siap menerima berita baik.

 " Tom, besok you berangkat ke Bangka Ok?" suara  pak Lennon GM (pimpinan) mengagetkan Tommy usai dari breafing siang itu. Belum sempat Tommy bertanya si bos yang bule itu langsung nyelonong sambil menaruh kertas kartun biru kedada Tommy yang lagi merapikan jas. Lho mau minta cuti malah dapat tugas...ga penting lagi.

Itulah undangan pernikahan anak si empunya perusahaan hotel ini dan cilakanya Tommy lah yang di tunjuk  bos sebagai perwakilan dari ampartemen yang berada di wilayah Balikpapan ini. Apartemen Senyiur adalah sebuah penginapan yang bernaung dibawah perusahaan keluarga besar Dedy dari Bangka.

Apartemen ini tidak terlalu terkenal tapi di Balikpapan cukup ternama selain posisinya pas ditengah kota  pelayanannyapun terkenal ramah. Ada beberapa apartemen yang dimiliki perusahaan ini dan terbagi dibeberapa daerah. Selain di Balikpapan ada juga di Jokjakarta.

"Beginilah nasib karyawan baru, belum satu pekerjaan rampung disuruh pula kerja yang lain" begitu gerutu Tommy dalam hati...untung si boss tidak mendengar ckckkkk.

Sesampai dirumah Tommy langsung mempersiapkan segala tetek bengek keperluan perjalanan esok hari ke Bangka. Begutulah salah satu sisi kesibukan apartemen yang berada di Balikpapan. Lain di Balikpapan lain pula di Jokjakarta.

***

Usai event yang cukup melelahkan Diana bergegas pulang untuk istirahat. Beberapa hari ini ampartemen Senyiur Jokjakarta tempat Diana bekerja memang disibukan oleh kegiatan promosi keliling. Sesampai dirumah tiba-tiba hp berbunyi.

" Malam Diana ". suara ibu Erna dari sebrang, " Oh ya tadi ibu lupa mau kasih tahu hari minggu ada undangan pernikahan anak boss besar kita di Bangka".

Dari seminggu  yang lalu bahkan sebulan lalu Diana juga tahu tentang berita itu dan si Ahmad teman satu departemennya itu yang akan kesana sebagai wakil perusahaan. Entah isu apa lagi yg mau keluar dari mulut ibu  ini.

" Emangnya kenapa bu ? " Diana beratnya. Hubungan Diana dan ibu Erna ini memang sudah tidak ada jarak lagi, walaupun ibu Erna seorang boss Senyiur cabang Jokja dan Diana hanya  karyawan biasa tapi mereka sangat akrab, mungkin karena hanya Diana yang sanggup mendengar setiap gisip-gosip yang dilontarkan oleh ibu Erna.

" Kamu besok harus ke Bangka mewakili......", dan "......". "Soalnya Ahmad berhalangan istrinya melahirkan".

Suara ibu Ema meredup dan Diana tidak kuasa mendengar ocehan ibu Erna yang panjang itu, matanya sudah ngantuk sekujur body sudah capai. Yang dia tahu inti pembicaraan ibu Erna itu memerintahkan dia untuk mewakili perusahan guna menghadiri pesta pernikahan anak boss besar Dedy di Bangka...karena istrinya Ahmad akan melahirkan. Dengan sisa tenaga disiapkanlah segala keperluan perjalanan buat esok hari. Sebelum tidur Diana tidak sempat berdoa hanya umpatan kecil yang keluar dari bibir mungilnya

" Aduh Ahmad sialan, tega kamu". Sebagai teman satu departemen mereka sudah terbiasa saling mengumpat walaupun didlm hati saling menyayangi." Semoga anakmu selamat " dan Diana langsung tertidur pulas.

***

Nampaknya cuaca nusantara cerah seolah mendukung perjalanan udara hari itu. Menjelang siang pesawat mendarat dilandasan Depati Amir kota Pangkal Pinang. Dengan rasa ngantuk Tommy enggan keluar pesawat. Sembari menunggu taxi bandara Tommy memainkan game dari handphone. Tak lama kemudian jemputan datang  dan go menuju Novotel tempat acara pernikahan itu.

Sekitar dua atau tiga menit Tommy mau merebahkan kepala untuk tidur taxi sudah sampai di depan Novotel..." dekat banget " dalam hatinya. Mumpung masih siang Tommy menyempatkan diri tidur siang di kamar hotel nan sejuk itu, hitung-hitung membalas istirahat yang tertunda.

Diloby hotel duduk seorang wanita hitam manis termangut-mangut mengantuk menunggu serah terima kunci kamar. Gadis manis berumur sekitar duapuluh lima tahun itu bernama Diana dari Jokja. Kunci kamar telah diterima dan naik lift menuju room 128 masuk kamar dan "grrrrrrrrr", tidur

" Ga salah?, ntar  kalau ada mata-mata dari Jokja bagaimana", goda Tommy.

" Amaaaaan", jawab Diana agak genit.

Di lorong kamar tepatnya di persimpangan mereka terdiam dan

" Sampai jumpa besok Din ", mengucapkan salam perpisahan pada Diana dan akan menuju kamar masing-masing.

"Malam, selamat bobo ya", jawab Diana. Seketika suasana jadi agak kikuk seolah mereka harus melakukan sesuatu tapi tak bisa dilakukan...

"Malam pak, bu", suara cliening servis yang permisi lewat memecah keheningan.

"Daaah" Diana hadap kanan menuju kamar.

"Dadaaah", Tommy hadap kiri maju jalan menuju kamar.

Didalam kamar masing-masing mereka saling tertawa sendiri mengingat kejadian tadi dan lucunya mereka saling akrab satu sama lain. Ada satu perasaan dosa yang tersimpan dalam hati Tommy karena dalam obrolan tadi ada kebohongan kecil atau kesombongan yang dia tujukan kepada Diana. Tangan Tommy hampir saja memencet nomor hp Diana untuk minta maaf. Di kamar 128 Diana masih terbelalak memikirkan Tommy dan sesekali memandang hp mengharap Tommy menelponya. Tapi semua tak terjadi merekapun ahirnya terlelap dalam mimpi masing-masing.

Tepat jam 10.30 WIB Tommy dan Diana bertemu di loby

" Kok kamu pake batik hitam juga, ngintip ya?" goda Diana pada Tommy.

Tanpa menjawab Tommy menunduk memperhatikan Warna batik corak hitam gaun yang dikenakan Diana. " Kok sama ya? " pikirnya heran.

Merekapun jalan berdampingan menuju ball room Novotel tempat acara berlangsung. Semua tamu undangan pasti menyangka mereka adalah pasangan suami istri. Diana usianya 24, Tommy menjelang 30, wajah ada kemiripan sedikit, pakaian serasi. Persis suami istri. Lagu " Cinta " yang dipopulerkan Dewa 19 mengalun sesekali keluar lewat bibir Diana yang mengikuti penyanyi band dipanggung. Acara pernikahan ini terbilang mewah. 

Tapi Mereka ingin cepat pergi entah kemana. Kepingin bercanda berdua saja diluar sana. Ingin rasanya pergi menyelinap sayangnya tak mungkin soalnya boss besar ada didepan seolah mengawasi mereka. Tepat jam 13.00 WIB dan sempat sedikit makan mereka pamit meninggalkan pesta. Diluar gedung mereka sempat bikin janji untuk pergi bareng mencari oleh-oleh buat dibawa pulang. Seperti biasa mereka kekamar masing-masing menyiapkan segala keperluan sekaligus ganti baju dan ketemuan lagi di loby. Sekali lagi atas dasar informasi dari security hotel mereka pergi ke tempat pusat jajan bernama.... di Bangka ini.

Perjalanan memakan waktu...Diana membeli beberapa tas etnik Bangka dan makanan khas titipan Ahmad. Sementara Tommy bingung mau beli apa ahirnya dia beli sarung songket untuk mama tersayangnya. Diana nampak bahagia begitu juga Tommy. Mereka terlihat lebih banyak bercanda dari pada mencari oleh-oleh. Sesekali Diana menarik lengan Tommy, sesekali Tommy mengucak-ucak poni Diana. Siang itu tak ada lagi cerita sedih seperti malam itu. Ini hari terahir mereka bertemu semua harus bahagia.

Tak seperti dugaan Tommy, dia menyangka akan menghadapi hari yang membosankan di kepulauan ini, ternyata tidak. Diana yang ogah-ogahan pergi undangan ternyata betah. Menjelang sore mereka baru balik ke hotel. Menjelang sore Diana sempat tertidur dan bangun hari telah malam. Tommy tak bisa tidur memikirkan Diana, Ahirnya dia call mama tercinta untuk curhat. Sepintas Tommy terbayang ibunya yang tinggal di Jokja bersama adiknya. 

Sebenarnya kehidupan keluarga Tommy cukup berada ayahnya pensiunan Pegawai Negeri adiknya cewek sudah menikah tapi ibunya tak mau berhenti bekerja. Setelah berhenti bekerja di...sang ibu sudah istirahat ternyata masih juga ikut kerja di perusahaan kawannya.

***

Tepat jam 20.00 WIB, Diana tergesa-gesa turun ke loby menemui Tommy yang sudah satu jam menunggu." Maaaaaaf ketiduran", suara Diana manja mengharap Tommy supaya tidak marah. Tommy hanya senyum.

"Aku ga tega bangunin kamu, kasian kelihatanya lelah", kata Tommy.

Usai bincang-bincang sedikit mereka pergi cari makan ke tempat biasa. Seperti biasa juga mereka tetlibat percakapan ceria di resto itu, namun malam itu ada perasaan lain. Seperti keputusasaan dalam canda mereka.

Dan malam yang ditakuti telah datang yaitu malam terahir. Keduanya menjadi bisu hanya suara angin yang terdengar lirih. Tanpa mereka sadar jari tangan mereka saling berpegang mesra.

"Ga boleh, ini ga boleh terjadi", seru hati Tommy menantang nalurinya.

Diana hanya diam saja. Malam makin larut merekapun pulang ke hotel.

***

Hari senin di Balikpapan menjadi hari yang sepi tanpa Diana tapi Tommy yakin pekerjaan yang menumpuk akan membantunya melewati hari sepi itu. Di Senyiur Jogja ibu Ema memanggil Diana ke ruang kerjanya.

"Bagaimana, sudah ketemu Tommy di Bangka?" tanya ibu Ema tanpa basa-basi.

Hampir saja oleh-oleh yang akan diletakan di meja oleh Diana tertumpah krn kaget.

"Kok ibu kenal?" Diana bertanya

"Ya iya lah", lanjut bu Ema sembari mengunyah kue....jajan bawaan Diana.

Diana hanya mengira-ngira ibu Ema hanya kenal biasa dengan Tommy, maklum ibu Ema memang banyak kenalan orang hotel dia kan senior dan banyak bicara tapi  orangnya sih baik banget.

"Ganteng sih baik hati dan tidak sombong,"sahut Diana bercanda.

"Kasian mas Tommy ya bu, istrinya pergi, tapi katanya mau balik lagi" cerita Diana kepada ibu Ema.

Ibu Ema jadi tersedak-sedak mendengar berita itu.

"Dia bilang begitu ke kamu?," tanya ibu berusia 50an itu.

"Andai dia menolak rencana kembali istrinya saya mau jadi pengganti istrinya.?," Kata Diana dengan cueknya. Ibu Ema makin tersedak kue yg dimulutnya sedikit trlompat.

Diana heran Ibu Ema yang dianggapanya sok tau kenapa malah tidak tahu soal ini. Mendengar perkataan Diana tadi ibu Ema sejenak terdiam dari batuknya

"Dasar anak bandel," hanya suara kecil itu yang keluar dari mulut ibu Ema, entah ditujukan buat siapa. Ibu Ema hanya mengambil handphone dan menelpon seseorang.

***

Jam istirahat siang Tommy di Senyiur Balikpapan dikagetkan dengan suara hanphonenya sendiri. Terdengar suara ibu Ema lewat handphone.

" Bagaimana hubunganmu dengan cewek itu?," tanya ibu Ema.

Sambil menyedot air soto, Tommy bercerita.

" Maksud mama, Diana?,"tanya Tommy.

Saat Tommy mulai bicara ibu Ema menghidupkan louspeker handphonenya terdengarlah suara Tommy oleh Diana yang duduk di depan meja ibu Ema.

" Iya Ma, kemarin di Bangka kan Tommy sudah cerita", kata Tommy manja kepada ibu Ema yang adalah ibunya.

" Mau cerita apa lagi", lanjut Tommy.

"Bukan begitu nak, mama cuma mau tau apa kamu benar cinta sama dia?", tanya sang ibu mengharap. Diana yang namanya di sebut jadi kelimpungan antara mau mendengar dan bingung mau berbuat apa.

Selama ini Tommy tidak tahu kalau ibunya adalah teman akrab bapak Deddy big boss perusahaan, karena memang baru setengah tahun ibunya bekerja di apartemen itu, tapi ibunya sudah lama tahu kalau Tommy kerja di apartemen cabang Balikpapan.

"Iya mam saya suka sama Diana tapi doain aja semoga dia bercerai dengan suaminya yang jahat itu dan saya akan melamarnya," cerita Tommy kepada ibunya seolah menahan marah.

Diana mendengar itu rasanya bahagia sekaligus merasa takut  kebohongannya terbongkar, rasanya pelan-pelan dia akan pergi meninggalkan ruangan,  tapi apa mau dikata.....Dengan suara lantang ibu Ema yang sekaligus ibu dari Tommy berkata di telpon

" Tommy ! Diana ! Jadi Kalian sama-sama mengaku sudah berkeluarga.." Tommy mendengar jelas suara ibunya.

" Tommy !", bentak sang ibu kandung Tommy.

"Ya mam" jawab Tommy.

" Diana !!," bentak ibu kantor .

"Ya bu" jawab Diana.

"Ibu pusing..selesaikan sendiri masalah kalian. Kalian sama-sama pembohong"bentak ibu Ema.

"Atau kalian saya jodohkan" lanjutnya.

Tak berapa lama datanglah Ahmad bersama istrinya mengambil titipan oleh- oleh. Diana heran melihat perut istri Diana kempes.

"Kata ibu Ema istrimu melahirkan," tanya Diana kepada Ahmad.

Tanpa penjelsan ahirnya Diana tahu semua adalah akal- akalan ibu Ema untuk mempetemukan Diana dengan Tommy.

Tommy di Balikpapan tak dapat melanjutkan makannya, lewat handphone yang masih aktif dia mendengar semua percakapan ibunya dan Diana.

"Minggu depan you boleh ambil cuti," tiba-tiba boss Lennon bawa berita sembari nyelonong dihadapannya.

"Ha!", tiba-tiba juga selera makan Tommy lenyap.

Ingin rasanya seminggu ini cepat berlalu dan dia ambil cuti itu utk bertemu ibunya dan Diana.

"Thak's boss" jawab Tommy kepada bossnya.

"Don'f forget salam saya for you mama," balas boss Lennon.

"Katakan to your mama, misi sukses," lanjut boss. ***

Toboali, 2 Juli 2017

Ahmad Yusuf Ariffien

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun