Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdi, Pendiri/Pembina YSDPAl-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat. Peraih Kontributor Terpopuler Tahun 2024 di Repositori UIN Bandung

"Kompasiana Best Fiction Award Explorer" 22/1/2025

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Integritas Akademik dalam Kolaborasi: Kepemimpinan Ilmiah atau Sekadar Formalitas?

5 Oktober 2025   15:28 Diperbarui: 5 Oktober 2025   15:28 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Integritas akademik merupakan prinsip moral Tersedia https://sps.unj.ac.id/integritas-akademik

Integritas Akademik dalam Kolaborasi: Kepemimpinan Ilmiah atau Sekadar Formalitas?

Oleh: A. Rusdiana

Perkuliahan semester ganjil tahun akademik 2025/2026 akan dimulai pada 1 September hingga 19 Desember 2025. Di berbagai program studi, termasuk S1 Metode Penelitian serta S2 Manajemen Sumber Daya Pendidikan dan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, kolaborasi antara dosen dan mahasiswa menjadi inti proses pembelajaran. Namun, di balik dinamika tersebut, masih sering dijumpai persoalan mendasar: lemahnya integritas akademik dalam kolaborasi yang seharusnya menumbuhkan kepercayaan dan tanggung jawab ilmiah. Dalam teori Community of Practice (Wenger, 1998), kolaborasi efektif hanya tumbuh bila ada shared value dan mutual trust di antara para anggotanya. Hal ini sejalan dengan teori Social Learning Vygotsky yang menekankan bahwa pengetahuan dibangun secara sosial melalui interaksi yang bermakna. Di sisi lain, teori Job Demands--Resources Model (JD-R) menjelaskan bahwa integritas dan etika berperan sebagai resources penting yang menumbuhkan work engagement dalam dunia akademik.

Sayangnya, masih banyak praktik kolaborasi yang hanya bersifat administratif: kelompok riset yang tak berjalan, bimbingan yang bersifat transaksional, hingga gratifikasi akademik setelah ujian. Padahal, tanpa integritas, kolaborasi kehilangan ruhnya. Tulisan ini bertujuan menegaskan pentingnya Pilar Integritas Akademik dalam Kolaborasi sebagai fondasi bagi kepemimpinan ilmiah (scientist leadership) dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan (MSDM-P), sekaligus menggali lima pilar pembelajaran yang perlu ditumbuhkan agar komunitas praktik menjadi ruang yang bermakna bagi dosen dan mahasiswa. Berikut Lima Pilar Pembelajaran dari Pilar Integritas Akademik dalam Kolaborasi:

Pertama: Pilar Keteladanan Dosen dan Tanggung Jawab Mahasiswa; Integritas akademik bermula dari keteladanan. Dosen yang menolak gratifikasi, tidak memanipulasi nilai, dan konsisten menegakkan etika penelitian akan membentuk budaya akademik yang sehat. Mahasiswa pun belajar bahwa kolaborasi bukan sekadar memenuhi tugas, tetapi proses pembentukan karakter ilmiah. Dalam konteks MSDM-P, kolaborasi berbasis integritas menghasilkan SDM pendidikan yang unggul dan berkarakter, selaras dengan visi Indonesia Emas 2045.

Kedua: Pilar Kejujuran dalam Proses Ilmiah; Kolaborasi ilmiah yang bermakna tidak dapat tumbuh dari plagiasi, fabrikasi data, atau klaim sepihak. Setiap tugas, laporan penelitian, dan publikasi harus mencerminkan kejujuran intelektual. Dosen perlu membimbing mahasiswa memahami etika sitasi, penggunaan AI secara etis, dan keterbukaan dalam menyajikan data. Kejujuran menjadi syarat mutlak bagi kredibilitas akademik dan reputasi kelembagaan.

Ketiga: Pilar Transparansi dan Akuntabilitas dalam Komunikasi; Kolaborasi yang sehat menuntut komunikasi terbuka. Dalam komunitas praktik, keputusan terkait pembagian tugas, hasil penelitian, maupun evaluasi bimbingan harus dilakukan secara transparan. Akuntabilitas dalam setiap peran mencegah munculnya kesalahpahaman, konflik kepentingan, atau dominasi sepihak. Transparansi memperkuat trust capital yang menjadi energi utama komunitas ilmiah.

Keempat: Pilar Kepedulian Sosial dan Empati Akademik; Integritas tidak berhenti pada kepatuhan terhadap aturan, melainkan juga empati terhadap sesama anggota komunitas. Dosen yang memahami kesulitan mahasiswa dalam penelitian, atau mahasiswa yang menghargai beban administratif dosen, akan menciptakan relasi yang manusiawi. Kepedulian sosial ini melahirkan sense of belonging dalam komunitas praktik, menjadikan kolaborasi bukan kewajiban, tetapi panggilan nurani.

Kelima: Pilar Konsistensi dan Disiplin Akademik; Integritas akademik juga menuntut konsistensi dalam tindakan. Kolaborasi riset atau proyek pembelajaran memerlukan disiplin jadwal, keseriusan dalam pertemuan, dan komitmen menyelesaikan tugas hingga tuntas. Konsistensi menunjukkan profesionalisme, dan profesionalisme inilah yang menjadi wujud nyata kepemimpinan ilmiah di lingkungan MSDM-P.

Integritas akademik adalah jantung dari kolaborasi dalam komunitas praktik. Ia tidak hanya melahirkan kepercayaan, tetapi juga menumbuhkan scientist leadership yang mampu memimpin perubahan berbasis pengetahuan. Rekomendasinya: 1) Perguruan tinggi perlu menegakkan kebijakan anti-gratifikasi dan pelatihan etika akademik berbasis kasus nyata; 1) Dosen harus menjadi role model integritas dengan transparansi dalam bimbingan dan penilaian; 2) Mahasiswa perlu membangun kesadaran bahwa kolaborasi ilmiah adalah bagian dari tanggung jawab moral, bukan sekadar formalitas akademik.

Kolaborasi tanpa integritas hanya melahirkan hubungan transaksional; tetapi kolaborasi dengan integritas akan menumbuhkan kepercayaan, pembelajaran sejati, dan kepemimpinan ilmiah yang berakar kuat. Inilah panggilan bagi setiap dosen dan mahasiswa: menjadikan komunitas praktik bukan sekadar ruang akademik, melainkan wadah pembentukan karakter, etika, dan peradaban ilmu pengetahuan menuju Indonesia Emas 2045. Wallahu A'lam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun