Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdi, Pendiri/Pembina YSDPAl-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat. Peraih Kontributor Terpopuler Tahun 2024 di Repositori UIN Bandung

"Kompasiana Best Fiction Award Explorer" 22/1/2025

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Team Teaching Disiplin tapi Joyful: Menyatukan Standar Akademik dengan 3 Pilar Deep Learning

9 September 2025   03:32 Diperbarui: 9 September 2025   03:32 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk menyeimbangkan antara ketegasan akademik dan atmosfer yang menyenangkan, saya menggunakan tiga pilar deep learning:

Pertama: Mindful (Sadar dan Reflektif); Mahasiswa belajar dengan kesadaran penuh. Mereka memahami bahwa setiap tugas bukan sekadar formalitas, melainkan latihan untuk membangun etika, tanggung jawab, dan kejujuran akademik.

Kedua: Meaningful (Bermakna dan Kontekstual); Tugas dan penelitian tidak berhenti pada tumpukan kertas. Mahasiswa diajak untuk menghubungkan teori dengan realitas di lapangan: bagaimana kebijakan sekolah dijalankan, bagaimana guru menghadapi tantangan, atau bagaimana budaya organisasi memengaruhi pembelajaran.

Ketiga: Joyful (Menyenangkan dan Menggugah Motivasi); Disiplin tidak harus kaku. Dalam kelas, selalu ada ruang untuk humor, cerita pengalaman nyata, atau diskusi interaktif. Inilah yang membuat mahasiswa merasa bahwa belajar adalah perjalanan yang menantang sekaligus mengasyikkan.

Ketiga pilar ini menjadi pelengkap bagi disiplin akademik. Tanpa disiplin, pembelajaran bisa berantakan. Tanpa mindful, meaningful, dan joyful, pembelajaran bisa kehilangan ruh.

Menghapus Stigma Dosen Killer

Saya ingin mahasiswa melihat ketegasan bukan sebagai ancaman, melainkan bentuk kasih sayang akademik. Disiplin adalah pagar yang menjaga mereka tetap berada di jalur yang benar. Namun pagar itu tidak mengurung, melainkan membimbing mereka menuju kebebasan intelektual yang bertanggung jawab.

Ketika team teaching dikombinasikan dengan mindful, meaningful, dan joyful, stigma "dosen killer" perlahan berubah. Mahasiswa mulai memahami bahwa standar akademik yang tinggi justru membuat mereka tumbuh lebih cepat. Yang semula tampak menakutkan, pada akhirnya terasa menumbuhkan.

Penutup: Disiplin yang Membebaskan

Pembelajaran di perguruan tinggi tidak bisa hanya mengikuti arus kenyamanan. Mahasiswa butuh tantangan, standar, dan disiplin. Namun di sisi lain, mereka juga butuh ruang refleksi, makna, dan kegembiraan. Team teaching disiplin tapi joyful menawarkan jalan tengah: tegas sekaligus ramah, ketat sekaligus cair, serius sekaligus menyenangkan. Bagi saya, inilah esensi menjadi dosen di era sekarang: bukan sekadar menyampaikan materi, tetapi membentuk karakter akademik. Dengan disiplin yang membebaskan, mahasiswa akan siap menghadapi dunia yang penuh perubahan bukan sebagai pengikut, tetapi sebagai pemimpin.

Bagi sebagian mahasiswa, dosen disiplin sering dicap "killer". Padahal, disiplin justru pondasi pembelajaran yang berkualitas. Melalui team teaching yang menyatukan standar akademik dengan tiga pilar deep learning mindful, meaningful, joyful pembelajaran bisa tetap ketat sekaligus menyenangkan. Wallahu A'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun