Mohon tunggu...
ahmad naufaloktavian
ahmad naufaloktavian Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa UIN Jakarta

hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Krisis Minat Muda di Sektor Pertanian

9 Desember 2022   16:35 Diperbarui: 9 Desember 2022   16:36 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurang minatnya profesi di bidang pertanian dizaman sekarang terutama generasi muda sekarang, di lihat dari generasi muda sekarang yang tidak mau ambil resiko. Main aman tinggal nunggu gaji.

Sebenarnya pertanian adalah salah satu sektor terpenting dalan menunjang perekonomian indonesia dan indonesia yang dikenal sebagai negara agraris yang di artikan banyak penduduk indonesi yang berprofesi menjadi petani, pertanian berperan sangatlah penting dalam kelangsungan hidup236 juta penduduk indonesia. Namun seiring berjalannya waktu timbulah masalh dala sektor pertanian indonesia yang dimana tidak ada generasi muda yang terjun di sektor pertanian indonesia

 Petani dianggap bukan profesi yang menjamin finansial dan kuno karna di zaman sekarang harga-harga kebutuhan hidup, investasi masa depan dan biaya untuk menghidupi keluarga. Rasanya kurang jika hanya menjadi seorang petani. Sehingga banyak anak muda yang takut memasuki bidang pertanian ini

Empat tahun lalu Badan Pusat Statistik (BPS) meliris laporan bertunjuk sensus pertanian 2013. Dalam salah satu rilisnya, BPS melacak jutaan petani di Indonesia dan mengurutkannya berdasarkan usia. Dari total 26.135.469 petani yang tercatat pada saat itu, kelompok usia antara 45 dan 54 tahun tampaknya paling banyak dengan 7.325.544.

Kelompok terbesar kedua adalah kelompok berusia 35-44 tahun dengan jumlah 6.885.100. Sedangkan angka ketiga dan keempat adalah 5.229.903 petani berusia 55 hingga 64 tahun, dan 3.332.038 petani berusia 65 tahun ke atas. Ada 3.129.644 petani muda antara usia 25 dan 35, dan semakin sedikit saat Anda turun. Kelompok 15 sampai 24 tahun hanya mencakup 229.943 petani, dan kelompok <15 tahun adalah yang terkecil dengan 3.297.

Gambaran yang sama terungkap dalam studi tahun 2015 oleh Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) bertajuk 'Revitalisasi Petani'. Di empat lokasi penelitian (Tegal, Kediri, Karawang, dan Bogor), 96,45% petani tanaman pangan lansia berusia di atas 30 tahun, 3,55% berusia di bawah 30 tahun, dan 47,57% petani tanaman pangan berusia di atas 50 tahun. . Bertahun-tahun, selama bertahun-tahun. Di bagian lain survei KRKP, hanya 54% anak petani (yang diwawancarai) ingin melanjutkan apa yang dilakukan orang tuanya, sedangkan sisanya 46% menentang keras. Pada kelompok usaha hortikultura, persentasenya pun lebih beragam, dengan 63% yang menolak bekerja untuk orang tuanya, dan 36,7% yang bersedia bekerja di bidang hortikultura.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun