Mohon tunggu...
Ahmad Said Widodo
Ahmad Said Widodo Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti dan Penulis Sejarah dan Budaya

Peneliti dan Penulis Sejarah dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sejarah Keramik Plered dan Sentra Maranggi Plered, Purwakarta

18 November 2021   15:00 Diperbarui: 30 Oktober 2022   17:14 1513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengrajin keramik Plered sedang menjemur hasil kerajinan tangan mereka. Foto pada masa Kolonial Hindia Belanda.Collectie Tropenmuseum

Meskipun belum diketemukan sumber sejarah resmi, namun beberapa catatan menyebutkan, bahwa industri keramik di Plered sudah ada sekitar tahun 1795, empat tahun sebelum VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie, Kompeni) dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799. Hal itu dimulai dengan adanya pabrik-pabrik skala industri kecil, yang disebut lio, berupa pembuatan batu bata dan genteng.

Pada tahun 1904, menurut informasi Darma Kapal, pada masa ini sudah dibuat gerabah kasar untuk kebutuhan alat rumah tangga, seperti tempayan, periuk dan paso. Tokoh pengrajinnya dikenal bernama Ki Dasjan, Sarkun, Asli, Entas Wareya dan lain-lain.

Pada tahun 1935, gerabah menjadi industri rumah tangga, seorang warga Belanda di Plered mendirikan pabrik pertama gerabah dengan nama Hendrik De Boa di sekitar Kampung Warung Kandang.

Pada masa 1942-1945 kerajinan keramik Plered mengalami sedikit banyak gangguan karena banyak penyerapan tenaga kerja paksa pada masa pendudukan bala tentara Jepang yang disebut Romusha yang mengakibatkan kemunduran dan pengurangan produksi. Sedangakan nama pabrik Hendrik de Boa diganti nama menjadi Kaki Kojo.

Pada masa 1945-1949 terjadi perang kemerdekaan, daerah Plered dan sekitarnya menjadi wilayah perang gerilya, beberapa nama tokoh militer diantaranya adalah: Umar Wirahadikusumah, Nasuhi, Muchtar, Sahdi, Sumarna dan lain-lain, salah seorang tokoh masyarakat yang sangat disegani pada masa itu adalah R. Mangkudiredja, seorang jawara atau jagoan pencak silat.

Pada masa ini industri keramik Plered juga mengalami gangguan akibat perang gerilya dan seringnya patroli tentara Belanda masuk ke wilayah Plered.

Pada tahun 1951 Wakil Presiden Republik Indonesia, Drs. Mohammad Hatta berkunjung ke Purwakarta dalam rangka memenuhi undangan pernikahan puteri Muhammad Mukmin, Residen Jakarta berkedudukan di Purwakarta. Muhammad Mukmin ini adalah ayah kandung Letnan Kolonel Muffreni Mukmin. 

Apabila kita mengunjungi Kantor Cabang Bank BNI Cabang Cikampek di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Cikampek, Karawang, maka kita dapat jumpai patung dada dari Letnan Kolonel Muffreni Mukmin, Letnan Kolonel Suroto Kunto (yang gugur di Warungbambu, Karawang) dan Letnan Kolonel Sadikin.

Pada tahun 1951 ini Drs. Muhammad Hatta juga menyempatkan mengunjungi dan meresmikan Induk Perusahaan Keramik Plered. Dimana bangunan ini berdiri berada di dekat jembatan kereta api (viaduct, gonggo), di Desa Anjun, Kecamatan Plered.

Induk Perusahaan Keramik Plered (Dokumentasi Pribadi)
Induk Perusahaan Keramik Plered (Dokumentasi Pribadi)

Pada masa 1950-1968 wilayah Kecamatan Plered lama kelamaan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 dimasukkan ke dalam wilayah Kawedanan Purwakarta yang menjadi cikal bakal berdirinya Kabupaten Purwakarta. Wilayah Kecamatan Plered meliputi wilayah Kecamatan Plered sekarang ditambah dengan wilayah Sukatani, Tegalwaru dan Maniis, dimana setelahnya wilayah-wilayah ini menjadi wilayah kecamatan yang berdiri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun