Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Pendidikan, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung- Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Membaca dan Menulis Dengan Moto Belajar dan Mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Guru Profesional dalam Penguatan Literasi Multi Media Menuju Indonesia Emas 2045

18 Mei 2024   03:56 Diperbarui: 18 Mei 2024   04:02 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Jurnalposmedia tersedia di https://jurnalposmedia.com/digital-literasi-

Peran Guru Profesional dalam Penguatan Literasi Multidimensi Menuju Indonesia Emas 2045

Oleh: Ahmad Rusdiana

Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya penguatan literasi multidimensi sebagai fondasi utama untuk mempersiapkan generasi Indonesia Emas 2045. Literasi multidimensi ini tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga mencakup berbagai aspek kehidupan yang relevan dalam era modern. Seorang guru profesional harus memahami dan mampu mengimplementasikan literasi sains, literasi digital, dan literasi budaya dalam proses pembelajaran agar siswa siap menghadapi tantangan masa depan.

Pertama: Literasi sains adalah kemampuan untuk memahami konsep-konsep ilmiah, berpikir kritis tentang isu-isu sains, dan menerapkan pengetahuan ilmiah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, guru profesional harus mampu mengintegrasikan literasi sains dalam berbagai mata pelajaran. Misalnya, guru bisa mengajak siswa untuk melakukan eksperimen sederhana yang relevan dengan materi pelajaran, seperti pengamatan perubahan fisik dan kimia dalam mata pelajaran IPA. Selain itu, guru juga harus mendorong siswa untuk berpikir kritis tentang isu-isu lingkungan dan kesehatan yang sedang hangat diperbincangkan, seperti perubahan iklim dan pandemi. Dengan demikian, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan ilmiah, tetapi juga kemampuan untuk menerapkannya dalam kehidupan nyata dan membuat keputusan yang berlandaskan bukti ilmiah.

Kedua: Literasi digital adalah kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif dan bertanggung jawab. Di era digital ini, literasi digital menjadi semakin krusial. Guru profesional harus mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran, baik sebagai alat bantu pengajaran maupun sebagai materi ajar itu sendiri. Penggunaan platform pembelajaran daring, aplikasi edukatif, dan sumber daya digital harus menjadi bagian dari strategi pengajaran yang rutin. Guru juga harus membekali siswa dengan kemampuan kritis dalam mengevaluasi informasi yang diperoleh dari internet, menghindari informasi palsu, dan menjaga privasi serta keamanan data pribadi. Dengan literasi digital yang kuat, siswa akan lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja di masa depan yang semakin didominasi oleh teknologi.

Ketiga: Literasi budaya adalah kemampuan untuk memahami, menghargai, dan berinteraksi dengan berbagai budaya yang berbeda. Dalam konteks Indonesia yang multikultural, literasi budaya menjadi sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan toleran.


 Guru profesional harus mampu mengajarkan nilai-nilai keberagaman dan toleransi melalui berbagai mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler. Misalnya, guru bisa mengadakan proyek-proyek yang melibatkan kerjasama antar siswa dari berbagai latar belakang budaya, atau mengintegrasikan materi tentang kebudayaan daerah dalam pelajaran sejarah dan seni. Dengan pemahaman yang mendalam tentang kebudayaan yang berbeda, siswa akan lebih mampu menghargai perbedaan dan hidup dalam keragaman dengan damai.

Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, guru profesional harus berperan sebagai fasilitator yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pengembangan literasi multidimensi. Hal ini dapat dilakukan melalui pendekatan pembelajaran yang berbasis proyek, pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan integrasi teknologi dalam proses belajar mengajar. Guru juga harus terus mengembangkan diri melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan agar tetap up-to-date dengan perkembangan terbaru dalam dunia pendidikan dan teknologi.

Dengan penguatan literasi sains, digital, dan budaya, siswa tidak hanya akan menjadi individu yang cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki keterampilan yang relevan untuk menghadapi tantangan masa depan. Menuju Indonesia Emas 2045, penguatan literasi multidimensi ini menjadi kunci untuk menciptakan generasi yang kompeten, kritis, dan mampu berkontribusi positif dalam masyarakat global. Guru profesional memainkan peran sentral dalam mewujudkan visi ini melalui implementasi Kurikulum Merdeka yang komprehensif dan inklusif. Wallahu A'lam 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun