Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Pendidikan, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung- Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Membaca dan Menulis Dengan Moto Belajar dan Mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Guru Profesional dalam Mewujudkan Literasi Untuk Indonesia Emas 2045 Melalui Kurikulum Merdeka

18 Mei 2024   02:39 Diperbarui: 18 Mei 2024   02:45 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Guruinovatif.id. Tersedia di https://guruinovatif.id/artikel/kurikulum-merdeka

Peran Guru Profesional dalam Mewujudkan Literasi untuk Indonesia Emas 2045 melalui Kurikulum Merdeka

Oleh: Ahmad Rusdiana

Membaca dan menulis adalah dua kegiatan fundamental yang saling menguatkan dan esensial dalam dunia pendidikan. Dalam konteks memperingati Hari Buku Nasional dan HUT ke-44 Perpustakaan Nasional RI, serta menuju Indonesia Emas 2045, pentingnya literasi dan peran guru profesional menjadi semakin krusial. Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, pendekatan ontologis, epistemologis, dan aksiologis dapat membantu memperjelas peran literasi ini.

Pertama: Pendekatan Ontologis; Secara ontologis, hakikat membaca dan menulis dalam Islam berakar dari perintah "iqra" (bacalah) yang diulang oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an. Aktivitas membaca bukan hanya untuk memperoleh informasi, tetapi juga untuk mendalami pengetahuan dan merenunginya. Dalam konteks pendidikan, guru profesional harus menginternalisasikan nilai ini. Mereka tidak hanya mengajarkan keterampilan membaca dan menulis, tetapi juga menanamkan kecintaan terhadap literasi yang mendalam kepada siswa. Implementasi Kurikulum Merdeka memberi kebebasan kepada guru untuk mengembangkan metode pengajaran yang kreatif dan inovatif. Guru harus memanfaatkan kebebasan ini untuk menciptakan lingkungan belajar yang memupuk kebiasaan membaca dan menulis secara intensif. Dengan demikian, literasi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari siswa, membantu mereka mengembangkan pemikiran kritis dan reflektif yang diperlukan untuk berkontribusi dalam masyarakat menuju Indonesia Emas 2045.

Kedua: Pendekatan Epistemologis; Dari perspektif epistemologis, ilmu pengetahuan dalam Islam diperoleh dari Al-Qur'an, hadits, dan karya-karya ulama. Ini mencakup berbagai bidang seperti akidah, syariah, dan akhlak. Dalam konteks modern, guru profesional harus memiliki pemahaman yang luas tentang berbagai disiplin ilmu dan bagaimana ilmu tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi guru untuk mengintegrasikan berbagai bidang ilmu secara holistik. Guru dapat mengajarkan bagaimana berbagai pengetahuan saling berkaitan dan relevan dengan masalah-masalah kontemporer. Mereka harus membimbing siswa untuk memahami dan menerapkan pengetahuan ini dalam konteks yang lebih luas, sehingga siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoretis tetapi juga keterampilan praktis yang berguna bagi masa depan mereka.


Ketiga: Pendekatan Aksiologis; Secara aksiologis, manfaat membaca dan menulis terangkum dalam sabda Nabi SAW yang menyatakan pentingnya ilmu untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam konteks pendidikan, guru profesional harus menanamkan nilai-nilai ini kepada siswa. Mereka harus menunjukkan bahwa gemar membaca dan menulis tidak hanya memberikan keuntungan akademis tetapi juga membantu dalam pengembangan karakter dan etika. Implementasi Kurikulum Merdeka memungkinkan guru untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan etika secara kontekstual. Guru dapat mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata siswa, sehingga mereka melihat relevansi dan pentingnya pengetahuan dalam meningkatkan kualitas hidup dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya berfokus pada pencapaian akademis tetapi juga pada pembentukan karakter yang kuat dan bermanfaat.

Dalam rangka menuju Indonesia Emas 2045, guru profesional memiliki peran sentral dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka yang mendorong literasi dan pembelajaran holistik. Pendekatan ontologis, epistemologis, dan aksiologis membantu memperjelas peran penting membaca dan menulis dalam pendidikan. Dengan menanamkan kecintaan terhadap literasi, mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu, dan mengajarkan nilai-nilai moral, guru dapat mempersiapkan generasi yang cerdas, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Literasi bukan hanya keterampilan, tetapi juga jalan menuju pembentukan masyarakat yang berpengetahuan dan beretika, yang pada akhirnya berkontribusi pada pencapaian Indonesia Emas 2045.

Wallahu A'lam Bishowab

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun