1. Alasan Menghentikan Program MBG
- Keselamatan Anak: Ribuan kasus keracunan dianggap bukti bahwa sistem pengawasan gagal. Menghentikan program sementara dinilai cara paling aman.
- Â Pengelolaan Lemah: Beberapa lembaga, termasuk DPR dan ICW, menilai program ini minim akuntabilitas dan rawan penyimpangan anggaran.
- Bantuan Langsung Lebih Praktis: Sebagian pihak menilai bantuan berupa beras lebih mudah disalurkan, langsung bermanfaat, dan tidak terlalu rumit dalam logistik.
- Dana yang Terlalu Besar: Anggaran MBG yang sangat tinggi memicu kritik, apalagi sempat ada wacana menarik dana dari sektor pendidikan.
2. Alasan Melanjutkan dengan Perbaikan
- Gizi Lengkap: Makanan bergizi memberi nutrisi seimbang yang tidak bisa digantikan hanya dengan nasi, terutama untuk mencegah stunting.
- Dampak Ekonomi Daerah: Program ini bisa membantuk petani dan pelaku usaha lokal yang memasok bahan makanan.
- Masalah Teknis, Bukan Konsep: Pemerintah menegaskan bahwa masalah terletak pada pelaksanaan. Solusinya adalah memperketat standar, bukan menghentikan program.
- Pendidikan Karakter: Jika dijalankan dengan baik, program ini juga bisa menumbuhkan kebiasaan baik di sekolah, seperti berdoa sebelum sesudah makan dan menjaga kebersihan.
Kesimpulan
Program MBG saat ini berada dalam dilema. Di satu sisi, kasus keracunan massal adalah masalah besar yang mengancam keselamatan anak-anak. Namun di sisi lain, tujuan program ini untuk memperbaiki gizi, mencegah stunting, dan membangun generasi sehat merupakan investasi penting untuk masa depan.
Pilihan akhirnya ada di tangan Presiden Prabowo. Apa pun keputusannya, hal yang paling utama adalah memastikan keselamatan dan kesejahteraan anak tetap menjadi prioritas utama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI