Di era digital saat ini, budaya lokal dapat menjangkau dunia hanya dalam hitungan detik. Salah satu contohnya adalah tren "Aura Farming" yang mendunia berkat video viral seorang anak kecil yang sedang menari dengan penuh percaya diri di atas perahu Pacu Jalur. Fenomena ini bukan hanya mencuri perhatian warganet, tetapi juga memperkenalkan kembali kekayaan budaya Indonesia kepada dunia.
Asal Mula Viral: Gerakan Ikonik yang Menawan
Tren ini bermula dari video yang menampilkan gerakan khas bocah-bocah pendayung Pacu Jalur, terutama gerakan memutar tangan dan mengayun tubuh untuk menjaga keseimbangan saat perahu melaju cepat. Gerakan ini dianggap keren atau "badass" oleh netizen, bahkan memancarkan aura percaya diri seperti seorang tokoh utama dalam anime atau film aksi.
Apa Itu Aura Farming?
Istilah "Aura Farming" sendiri merujuk pada tindakan atau penampilan seseorang yang tampak sangat percaya diri, keren, dan memikat, seolah menjadi pusat perhatian dalam suatu adegan dramatis. Dalam konteks ini, gerakan anak-anak Pacu Jalur dianggap menggambarkan "aura" yang kuat dan autentik, menjadikannya viral dan ditiru oleh banyak orang di media sosial.
Tokoh Utama: Dika, Penari Cilik dari Riau
Anak yang menjadi simbol tren ini adalah Rayyan Arkan Dhika, akrab disapa Dika, seorang bocah berusia 11 tahun yang merupakan bagian dari tim dayung Tuah Kogi. Dika mengaku tidak ada yang mengajarinya gerakan tersebut; ia hanya mengekspresikan diri secara spontan. Keunikan dan kepercayaan dirinya membuat video tersebut mencuri perhatian publik, baik nasional maupun internasional.
Dampak Internasional dan Respon Dunia
Fenomena ini dengan cepat menyebar ke luar negeri. Banyak warganet global membuat video meme atau parodi menirukan gerakan "Aura Farming". Bahkan, akun resmi klub sepak bola Paris Saint-Germain (PSG) sempat mengunggah video selebrasi pemainnya dengan gerakan serupa, menunjukkan sejauh mana tren ini menjangkau audiens dunia.
Pacu Jalur: Warisan Budaya dari Kuantan Singingi Riau