Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Manunggaling Kawula Gusti: Jalan Spiritualitas Jawa Menuju Kesatuan Ilahi

3 Juli 2025   11:50 Diperbarui: 3 Juli 2025   11:50 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memahami asal-usul dan tujuan hidup manusia sebagai ciptaan yang berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan. 

2. Suluk

Melakukan perjalanan spiritual dengan laku batin, seperti puasa, meditasi, dan tafakur yang bertujuan menyucikan diri.

3. Pamoring Kawula Gusti

Mencapai titik kesatuan di mana manusia dan Tuhan tidak lagi terpisah dalam kesadaran ruhani.

Relevansi dalam Kehidupan Modern

Di tengah kehidupan modern yang penuh kesibukan dan ketegangan, Manunggaling Kawula Gusti menawarkan alternatif cara pandang dan jalan hidup. Ia mengajak manusia untuk menyelami makna eksistensinya, menemukan kedamaian batin, dan membangun harmoni dengan alam serta sesama. Konsep ini juga menanamkan rasa tanggung jawab terhadap semesta dan kehidupan sosial, menjadikan spiritualitas tidak hanya bersifat individual, tetapi juga sosial.

Pandangan Islam dan Perspektif Alternatif

Sebagian ulama memandang ajaran ini dengan waspada karena khawatir akan menyimpang dari syariat Islam, terutama jika dipahami secara literal sebagai penyatuan zat antara manusia dan Tuhan. Namun, dalam tradisi Kejawen, makna manunggal lebih bersifat simbolis dan filosofis: keselarasan antara kehendak Tuhan dan perilaku manusia.

Selain makna spiritual, Manunggaling Kawula Gusti juga dimaknai dalam konteks sosial-politik sebagai hubungan ideal antara pemimpin (Gusti) dan rakyat (Kawula). Dalam tasir ini, keduanya saling membutuhkan dan harus menyatu dalam semangat gotong royong dan kepemimpinan yang adil.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun